Oleh: Mutiara Aini
Allah ﷻ tidak menyukai perkataan hamba-Nya yang melontarkan kata-kata buruk kepada siapa pun. Karena perkataan buruk dapat menimbulkan permusuhan dan kebencian, serta juga dapat mempengaruhi orang yang mendengarnya untuk meniru perbuatan itu, apalagi jika hal itu dilakukan oleh pemimpin.
Allah ﷻ tidak menyukai sesuatu, berarti Allah ﷻ tidak meridoinya dan tidak memberinya pahala, kecuali orang yang dianiaya. Jika seseorang dianiaya, dia diperbolehkan mengadukan orang yang menganiayanya kepada hakim atau kepada orang lain yang dapat memberi pertolongan.
Jika seseorang dianiaya lalu ia menyampaikan pengaduan dengan menyebutkan keburukan-keburukan orang yang menganiayanya, sebab apabila orang yang menganiaya itu didiamkan saja, maka kezaliman akan tambah memuncak dan keadilan akan lenyap.
Firman Allah ﷻ:
لَا يُحِبُّ اللّٰهُ الۡجَــهۡرَ بِالسُّوۡٓءِ مِنَ الۡقَوۡلِ اِلَّا مَنۡ ظُلِمَؕ وَكَانَ اللّٰهُ سَمِيۡعًا عَلِيۡمًا
Laa yuhibbullaahul jahra bis suuu'i minal qawli illaa man zulim; wa kaanallaahu Samii'an 'Aliiman
Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang dizhalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (QS an Nisa: 148)
Maka dalam ayat ini Allah mengizinkan bagi orang yang teraniaya melontarkan ucapan dan tuduhan tentang keburukan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang yang menganiaya walaupun akan mengakibatkan kebencian, karena membiarkan penganiayaan adalah lebih buruk akibatnya, sesuai dengan kaidah:
"Melakukan yang lebih ringan mudaratnya di antara dua kemudaratan."
Orang yang dianiaya wajib menyampaikan pengaduannya kepada hakim atau lainnya. Tetapi jika tidak ada maksud untuk menghilangkan kezaliman, seseorang dilarang keras melontarkan ucapan-ucapan yang buruk. Dalam ayat ini diperingatkan bahwa Allah ﷻ Maha Mendengar dan Maha Mengetahui setiap ucapan yang dikeluarkan oleh orang yang zalim dan orang yang dianiaya, apalagi jika mereka melampaui batas sampai melontarkan pengaduan yang dusta atau bersifat menghasut dan mengadu domba.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”