Type Here to Get Search Results !

BAHAYA MENGIKUTI HAWA NAFSU


Oleh: Mutiara Aini

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِا لْاٰ خِرَةِ زَيَّـنَّا لَهُمْ اَعْمَا لَهُمْ فَهُمْ يَعْمَهُوْنَ ۗ
innallaziina laa yu`minuuna bil-aakhiroti zayyannaa lahum a'maalahum fa hum ya'mahuun
"Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, Kami jadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan mereka (yang buruk), sehingga mereka bergelimang dalam kesesatan." (QS. An-Naml 27: Ayat 4)

Ayat ini menerangkan tingkah laku dan perbuatan orang-orang kafir, yang tidak mau beriman kepada adanya hari akhirat, dan akibat yang akan mereka rasakan.

Mereka tidak yakin bahwa semua manusia akan kembali kepada Allah ﷻ melalui kematian, tidak yakin akan dibangkitkan kembali pada hari penghisaban, bahkan tidak percaya akan adanya pahala sebagai balasan amal baik dan siksa sebagai balasan amal buruk.

Mereka hidup di dunia tanpa mengekang hawa nafsu, dan amat cinta kepada kenikmatan duniawi, seolah-olah hidup di dunia ini satu-satunya kehidupan bagi mereka. Mereka tidak mengenal halal dan haram, serta tidak memikirkan tanggung jawab di akhirat. Menganggap segala tingkah laku mereka tersebut baik.

Orang yang mengikuti hawa nafsu tidak akan mementingkan agamanya dan tidak mendahulukan ridha Allah ﷻ dan Rasul-Nya. Dia akan selalu menjadikan hawa nafsu sebagai tolok ukurnya.

Saat ini telah banyak orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai ilahnya. Mencari-cari keringanan dalam agama dalam rangka menyelisihi syari'at yang sudah baku atau membawakan fatwa-fatwa ulama yang nyleneh serta mengikuti 'ketergelinciran' para Ulama. Mereka berusaha 'memperkosa' dalil demi tercapainya maksud. Yakni, jika nash tersebut ada yang sesuai dengan hawa nafsunya, maka mereka ridho dan tidak mendebatnya.

Padahal mengikuti hawa nafsu berarti mengikuti ajaran setan yang sesat dan menyesatkan. Dengan demikian, mereka pun hidup dan bergelimang dalam kesesatan.

Hawa nafsu akan membutakan serta membungkam pemiliknya dari kebenaran. Seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadits, diriwayatkan oleh Muslim dari Hudzaifah bin Yaman radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: "Aku pernah mendengar Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda":

"Dinampakan fitnah kepada hati setiap hari berulang-ulang. Maka hati manapun yang melakukan kemaksiatan akan membekas padanya titik hitam, dan hati manapun yang mengingkarinya maka akan membekas padanya titik putih, hingga menjadi dua hati, hati yang putih bersih, tidak ternodai fitnah selagi langit dan bumi masih ada. Dan yang satunya lagi hati yang hitam, sehingga pemiliknya tidak mengenal yang baik dan mau mengingkari kemungkaran, melainkan dirinya hanya mengikuti hawa nafsunya". (HR Muslim no: 144).

Dengan demikian maka mengikuti hawa nafsu akan membawa pada kesesatan dan kerusakan. Sebab timbulnya bid'ah adalah hawa nafsu, sebagaimana dikatakan oleh Syaikhul Islam, “Permulaan bid'ah adalah mencela Sunnah (ajaran Nabi) dengan dasar persangkaan dan hawa nafsu (sebagaimana kemunculan kemunculan golongan Khawarij-pen), sebagaimana Iblis mencela perintah Allah (saat diperintahkan sujud kepada Adam) dengan fikirannya dan hawa nafsunya”. (Majm û 'al-Fat â w â , 3/350)

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.