Type Here to Get Search Results !

HATI-HATI TERHADAP HARTA


Oleh: Iha Soliha

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ
ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ
كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ
ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (QS. At-Takasur 102: 8)

Setelah memasuki Juz 30, sampailah di satu surat yang hampir tiap waktu shalat saya membacanya . Tentu ada alasan bagi saya sangat terkesan dan selalu mengingatkan bahwa kemegahan dunia jangan sampai membuat takjub dam pada akhirnya melupakan Allah ﷻ.

Kadang ada seseorang atau siapapun yang bangga dengan kemewahan, dan harta benda yang dimilikinya, bahkan secara tidak langsung memamerkan kekayaan yang membuat mata terbelalak dan wow! Dari mulai harga rumah yang fantastis, sampai pakaian dan aksesoris yang dipakainya memiliki harga yang bahkan bisa untuk membeli rumah yang sederhana. Pernah juga membaca tulisan bahwa ada salah satu artis untuk perawatan tubuhnya bisa mencapai dua ratusan juta sebulannya.

Asbabul nuzul:

Didalam Al-Qur'an tidak semua surat ada Asbabul nuzulnya (latar belakang turunnya surat ).

Menurut sebagai ulama, termasuk IImam Ibnu Katsir bahwa Surat At Takatsur ini yang di dalam Al Qur'an ada di urutan ke - 16 yaitu setelah surat Al Kautsar dan sebelum Al Maun, termasuk surat Makiyyah.

Surat ini turun untuk mengecam orang-orang yang saling berlomba-lomba membanggakan kekayaan (harta). Saling memamerkan kenikmatan dunia, dan melupakan akan kembali pada-Nya, pada kehidupan akhirat dengan mempertanggungjawabkan apa yang dimilikinya.

Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan:

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Buraidah. Dia mengatakan, "Ayat ini turun berkenaan dengan dua kabilah dari kalangan kaum Anshar. Yakni Bani Haritsah dan Bani Harits. Mereka saling berbangga dan memperbanyak harta."

Apabila membacanya dari ayat satu sampai ayat delapan, membaca terjemahan dan tafsirnya, maka akan menjadi peringatan dan teguran bahwa apapun yang dibanggakan di dunia, berupa harta kekayaan, jabatan dan berbagai kenikmatan dunia, kelak jika berpulang menghadap Allah ﷻ, maka semuanya akan ditanya. Bahkan ketik masuk ke liang kubur Allah ﷻ akan mengecamnya.

Padahal, harta yang diperbanyak dan dibangga-banggakan itu tidak akan dibawa ke alam kubur. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

"Mayit akan diikuti tiga hal, dua hal kembali dan satu hal tetap bersamanya. Dia akan diikuti oleh keluarga, harta dan amalnya. Keluarga dan hartanya akan kembali, sedangkan amalnya akan tetap bersamanya". (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karenanya, tidak ada yang patut dibanggakan selain di dunia kita harus mempersiapkan amalan baik, dengan tetap menjalankan syari'at Allah ﷻ dalam seluruh aspek kehidupan.

Yakinlah bekal yang paling baik adalah amal saleh bukan harta kekayaan yang sifatnya melalaikan.

Rasullullah ﷺ mengajarkan satu doa yang biasa dilakukan setiap pagi dengan doa:

اللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَ رِزْقًا طَيِّبًا وَ عَمَلاً مُتَقَبَّلاً
"Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik)." (HR. Ibnu Majah, no. 925 dan Ahmad 6: 305, 322. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Semoga Allah senantiasa menjaga keimanan. Aamiin~

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.