Oleh: Rita Mutiara
Hormon dopamin merupakan senyawa kimiawi di otak yang berperan menyampaikan rangsangan ke seluruh tubuh. Hormon ini mempengaruhi berbagai aktivitas manusia, mulai dari kemampuan mengingat hingga menggerakkan anggota tubuh.
Hormon dopamin disebut hormon pengendali emosi. Saat dilepaskan dalam jumlah yang tepat, hormon ini akan meningkatkan suasana hati, sehingga orang akan merasa lebih senang dan bahagia.
Ternyata penjelasan ilmiah ini berkaitan dengan pembuatan aplikasi media sosial. Itulah sebabnya pada aplikasi medsos ada jumlah like, komen dan jumlah follower. Jika mendapat like, komen dan followers mempengaruhi pelepasan hormon dopamin yang menyebabkan orang bahagia.
Jika seseorang kekurangan hormon bahagia, seseorang akan merasa kurang motivasi dan menurunkan rasa antusias terhadap kejadian di sekitarnya. Dopamin secara natural diproduksi oleh sistem saraf pusat.
Maka telah terjadi pergeseran orientasi bahagia pada masyarakat di era digital, sehingga orang mendapat kebahagiaan dari aplikasi medsos bahkan keranjingan dengan aplikasi medsos.
Meski ada sisi positif dari media sosial, seperti memudahkan untuk berinteraksi dengan banyak orang, memperluas pergaulan, jarak dan waktu bukan lagi masalah, lebih mudah dalam mengekspresikan diri, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat, biaya lebih murah.
Namun dampak negatif dari medsos pun begitu banyak.
kejahatan di sosial media, informasi bohong/hoax, menurunkan produktivitas, membuat seseorang menjadi individualis, membuat depresi dan kecemasan dan membuat kecanduan hingga lupa waktu.
Memang ada hal yang keliru pada orang modern dalam merumuskan kebahagian?
Orang berpendapat bahagia itu bila mempunyai pekerjaan sesuai dengan minat. Atau orang merasa bahagia bila dapat mengembangkan potensi diri hingga menghasilkan kepuasaan diri atau keuntungan materi.
Namun memiliki pekerjaan sesuai minat adakalanya membosankan. Demikian pula keuntungan materi dari memaksimalkan potensi, tidak menjamin kebahagian.
Pernahkah anda mendengar cerita penyanyi terkenal di zamannnya, Cat Steven, Ia tidak merasa bahagia ketika Ia sudah memperoleh popularitas dan materi. Akhirnya Ia memperoleh kebahagiaan dengan melepaskan popularitas dan pekerjaannya yang mendatangkan materi. Ia bahagia dengan menjalankan ibadah sebagai muslim setelah Ia mempelajari berbagai keyakinan.
Kembali kita kepada Al-Qur'an yang telah menjelaskan Konsep bahagia dengan benar. Dalam surah Al-Mu’minun ayat 1 dijelaskan:
قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۙ
Sungguh beruntung orang-orang yang beriman,
Ayat ini menyebutkan bahwa beruntunglah orang-orang yang beriman. Keberuntungan tersebut juga bisa ditafsirkan sebagai kebahagiaan dan ketenangan. Sehingga kalau kita ingin mendefinisikan kebahagiaan dari Al-Quran harus memiliki dua unsur yakni kebaikan dan keabadian.
Kebahagiaan hakiki hanyalah di akhirat, maka sebagai orang yang beriman tidak akan menjadikan dunia sebagai tujuan hidup. Orang beriman berpikir bahwa hidup akan kekal di akhirat dan dunia hanyalah sementara. Kebahagiaan besar adalah surga, kebahagian dunia adalah kebahagiaan kecil karena bersifat sementara.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”