Oleh: Tini Ummu Faris
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اٰذَانٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ
"Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah." (QS. Al A'raf: 179).
Sungguh, ayat ini sebagai pengingat diri. Astagfirullah, na'udzu billahi min dzalik. Semoga tidak termasuk ke dalam golongan yang Allah ﷻ sebutkan dalam ayat ini.
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah ﷻ akan mengisi neraka Jahanam dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki segala kenikmatan yang Allah ﷻ beri, namun tidak dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mereka memiliki qalbu (hati), namun tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah ﷻ. Mereka memiliki mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah ﷻ. Mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengarkan ayat-ayat Allah ﷻ). Allah ﷻ sebutkan mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.
Padahal saat ini tanda-tanda orang semacam ini banyak sekali. Banyak yang tidak mau memahami ayat-ayat-Nya. Malah sebaliknya, mereka berpaling dari ayat-ayat-Nya dan menggunakan petunjuk lain yang menurut mereka cocok padahal tidak ada kelayakan sama sekali untuk mereka. Allah ﷻ memberikan aturan untuk digunakan selama hidup, untuk menyelesaikan segala persoalan yang menimpa. Namun masih banyak orang yang nyaman menggunakan aturan yang tidak manusiawi. Mereka menggunakan aturan yang mereka buat sendiri.
Mereka memiliki mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasan Allah ﷻ. Malah sebaliknya, banyak orang yang menggunakan mata untuk wasilah kemaksiatan yang bisa menghantarkannya pada dosa dan murka Allah ﷻ. Ada yang berzina mata, melihat hal yang tidak layak dilihat.
Mereka memiliki pendengaran tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengarkan ayat-ayat-Nya. Sebagian orang masih senang menggunakannya untuk mendengarkan musik yang mengajak pada kemaksiatan, melalaikan pada kewajiban, menjauhkan diri pada ketaatan. Masih banyak yang digunakan untuk berghibah dengan sesama Mereka. Mereka enggan mendengar ayat-ayat-Nya. Bahkan ada sebagian orang yang merasa terganggu saat ayat-ayat-Nya dikumandangkan. Astagfirullah...
Sebagian hati mereka sudah tertutup, sehingga indra pendengaran, penglihatan pun tidak digunakan untuk senantiasa bersyukur malah sebaliknya.
Allah ﷻ menyebut mereka seperti hewan ternak. Bahkan lebih sesat lagi. Mereka adalah orang-orang yang lalai/lengah.
Astagfirullah... Penyebutan Allah ﷻ untuk yang tidak memfungsikan akal, penglihatan dan pendengaran mereka sebagaimana mestinya adalah lebih sesat daripada hewan ternak.
Sejatinya setiap mukmin yang membaca ayat ini hendaknya memahami dan senantiasa ingat. Sehingga seharusnya mereka menjauhi sifat-sifat yang Allah ﷻ sebutkan pada ayat tersebut. Hendaknya akal mereka digunakan untuk memahami ayat-ayat-Nya. Tidak layak manusia menuhankan akalnya dan akhirnya rida menggunakan aturan manusia sendiri. Hendaknya penglihatan digunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah ﷻ. Banyak ayat-ayat-Nya yang mengajak agar senantiasa memerhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah ﷻ. Tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan-Nya. Penciptaan siang dan malam, penciptaan makhluk-makhluknya, adanya keteraturan siang dan malam, tunduknya matahari juga bulan, tunduknya tumbuh-tumbuhan, adanya arah mata angin dan lain sebagainya yang menunjukkan kekuasaan-Nya. Sejatinya setiap mukmin berpikir bahwa di balik keteraturan semua itu ada yang mengaturnya, yaitu Allah ﷻ.
Hendaknya pendengaran juga digunakan untuk mendengarkan ayat-ayat-Nya.
Dari sini kita pun bisa memahami bahwa penglihatan, pendengaran dan hati akan diminta pertanggungjawabannya, digunakan semasa hidup untuk apa saja. Untuk taatkah atau maksiat?
Karena hidup hanya sekali. Tidak tahu juga malaikatulmaut akan menjemput kita. Sejatinya kita harus siap kapan saja ajal menjemput. Karena itu, hendaknya mempersoalkan diri agar senantiasa berada dalam ketaatan kepada Allah ﷻ.
Ya Allah, mampukan kami mempergunakan akal, penglihatan dan pendengaran kami untuk senantiasa mendekatkan diri dengan-Mu. Aamiin~
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”