Oleh: Ima Desi
إِنَّا قَدْ أُوحِيَ إِلَيْنَا أَنَّ الْعَذَابَ عَلَىٰ مَنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰ
Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu (ditimpakan) kepada siapapun yang mendustakan (para rasul) dan berpaling (dari tuntunannya). (QS. Ta Ha 20: 48)
Banyak sekali kisah yang Allah ﷻ sampaikan didalam Al-Qur'an tentang umat terdahulu yang telah Allah ﷻ binasakan sebab kekufuran mereka.
Padahal telah datang Rasul kepada mereka, namun kebanyakan merekan justru mendustakannya.
Tidakkah kita mengambil pelajaran dari kisah-kisah tersebut?
Sungguh, dalam kisah umat-umat terdahulu, terdapat pelajaran yang sangat mendalam dan hendaknya menjadi renungan bagi kita yang hidup di masa sekarang untuk tidak mengulangi peristiwa yang sama.
Dan diantara sikap seorang mukmin adalah hendaknya mereka memperhatikan betul sebelum dan kesudahan amal mereka. Senantiasa mengambil pelajaran dari kesudahan amal mereka. Begitulah nasehat yang disampaikan Rasulullah ﷺ kepada kita.
"Tidaklah seorang muslim tersengat bisa dari satu lubang (binatang buas) sebanyak dua kali." (HR.Bukhari Muslim)
Namun, bak mengulang sejarah, hari ini seakan-akan kita mengulang kisah yang sama dengan umat sebelumnya. berbagai bentuk pendustaan umat terhdap ajaran agamanya kembali nampak disekitar kita.
Khilafah dan Jihad sebagai ajaran yang mulia, karena dengannya Islam bisa terlaksana dengan sempurna dan akan di dakwahkan ke seluruh dunia justru dianggap sesuatu yang salah.
Padahal juga telah jelas sabda Nabi ﷺ:
كَانَتْ بَنُوْ إِسْرَاِئيْلَ تَسُوْسُهُمُ الأَنْبِيَاءُ، كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ، وَإِنَّهُ لاَ نَبِيَ بَعْدِيْ وَسَتَكُوْنُ خَلَفَاءُ فَتَكْثُرُ
Dulu Bani Israil telah diperintah oleh para nabi. Ketika seorang nabi wafat, ia digantikan oleh nabi yang lain. Sungguh tidak ada lagi nabi setelahku. Yang ada adalah para khalifah. Jumlah mereka banyak (HR Muslim).
Khilafah adalah ajaran Islam. Sistem pengganti yang diwariskan oleh Nabi sepeninggal beliau. Maka sebagai muslim, hendaknya kita berbangga dengannya dan mengimani sepenuhnya. Karena dengannya umat mulia.
Ataukah justru kita menunggu Allah ﷻ turunkan azabnya terlebih dahulu atas kita baru kita mengimani ajarannya? Astaghfirullah~ Semoga Allah ﷻ jauhkan dari sikap yang demikian.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”