Oleh: Mutiara Aini
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
قَدْ جَآءَكُمْ بَصَآئِرُ مِنْ رَّبِّكُمْ ۚ فَمَنْ اَبْصَرَ فَلِنَفْسِهٖ ۚ وَمَنْ عَمِيَ فَعَلَيْهَا ۗ وَمَاۤ اَنَاۡ عَلَيْكُمْ بِحَفِيْظٍ
qod jaaa`akum bashooo`iru mir robbikum, fa man abshoro fa linafsih, wa man 'amiya fa 'alaihaa, wa maaa ana 'alaikum bihafiizh
"Sungguh, bukti-bukti yang nyata telah datang dari Tuhanmu. Barang siapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barang siapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka dialah yang rugi. Dan aku (Muhammad) bukanlah penjaga(mu)." (QS. Al-An'am 6: Ayat 104)
Ayat ini menegaskan bahwa sungguh, bukti-bukti yang nyata dan sangat jelas telah datang dari Tuhanmu yang disampaikan melalui wahyu. Barang siapa melihat kebenaran itu dengan mata hatinya, maka manfaatnya bagi dirinya sendiri, bukan untuk orang lain, dan barang siapa buta mata batinnya dan tidak melihat kebenaran itu, maka dia sendiri-lah yang akan rugi, bukan orang lain. Dan Nabi Muhammad ﷺ bukanlah sebagai penjaga, tetapi hanya sebagai penyampai nasihat.
Keagungan dan sifat-sifat Allah ﷻ di atas segala-galanya. Zat-Nya Yang Agung itu tidak dapat dijangkau oleh indera manusia, karena indera manusia itu memang diciptakan dalam susunan yang tidak siap untuk melihat zat-Nya. Sebabnya tidak lain karena manusia itu diciptakan dari materi, dan inderanya hanya menangkap materi-materi belaka dengan perantaraan materi pula; sedangkan Allah ﷻ bukanlah materi. Maka wajarlah apabila Indra manusia tidak dapat menjangkau sifat-sifat Allahﷻ.
Yang dimaksud dengan Allah ﷻ tidak dapat dijangkau dengan indera manusia, ialah selama manusia masih hidup di dunia. Sedangkan pada hari Kiamat, orang-orang beriman akan dapat melihat Allah ﷻ.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
Sesungguhnya kamu akan melihat Tuhanmu di hari Kiamat seperti kamu melihat bulan di malam bulan purnama, dan seperti kamu melihat matahari di kala langit tidak berawan. (Riwayat al-Bukhari dan Jarir, shahih al-Bukhari IV: 283).
Allah ﷻ menegaskan bahwa Dia dapat melihat segala sesuatu yang dapat dilihat, dan penglihatan-Nya dapat menembus seluruh yang ada, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya, baik bentuk maupun hakikat-Nya.
Maka Zat-Nya yang Maha halus tidak mungkin dijangkau oleh indera manusia apalagi hakikat-Nya, dan Allah ﷻ Maha Mengetahui segala sesuatu. Betapa pun halusnya, tidak ada yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”