Oleh: Riza Mulyani
Sungguh dahsyat godaan iblis atau setan laknatullah. Ia senantiasa menyebarkan rasa dendam dan permusuhan dengan umat manusia. Sejak ia diusir dari surga, dengan berbagai cara ia lakukan untuk menggoda Nabi Adam agar terusir dari surga. Itulah karakter asli setan selalu menyimpan rasa sombong, dengki, dendam dan seterusnya.
Seperti yang diabadikan dalam Al-Qur'anul karim, bahwa Nabi Adam as, kakek buyut manusia akhirnya berhasil digoda oleh setan. Pada akhirnya terbalaskan dendam setan, karena Allah ﷻ pun mengusir Nabi Adam as dan Ibunda Siti Hawa dari surga.
Setelah Nabi Adam as. dan istrinya menyadari kesalahan yang diperbuatnya, yaitu menuruti ajakan setan dan meninggalkan perintah Allah ﷻ, dia segera bertobat, menyesali perbuatannya. Allah ﷻ mengajarkan kepada keduanya doa untuk memohon ampun. Kemudian dengan segala kerendahan hati dan penuh khusyuk, mereka pun berdoa:
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
'Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Al-A'raf ayat 23)
Berkat ucapan doa yang benar-benar keluar dari lubuk hatinya dengan penuh kesadaran disertai keikhlasan. Maka Allah ﷻ memperkenankan doanya, mengampuni dosanya dan melimpahkan rahmat kepadanya. Seperti firman Allah dalam Al-Baqarah ayat 37:
فَتَلَقَّىٰٓ ءَادَمُ مِن رَّبِّهِۦ كَلِمَٰتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
“Adam lalu menerima beberapa kata dari Tuhannya, maka Dia menerima tobatnya. Sungguh Dia maha penerima tobat, lagi maha penyayang,”.
MasyaAllah... Kasih sayang Allah ﷻ terbentang luas tanpa terbatas kepada Nabi Adam dan keturunannya, yaitu kita umat manusia yang segera bertaubat ketika sadar telah melakukan kesalahan dan tidak mengulangi lagi.
Karena kasih sayang dan rahmat-Nya, Nabi Adam beserta istrinya dipertemukan kembali dan Allah ﷻ izinkan melanjutkan perjalanan kehidupannya di muka bumi.
Dari ayat tersebut, yang menjadi pelajaran adalah harus waspada terhadap godaan setan. Karena saat ini setan sudah berevolusi dan berkembang dengan pesat. Dia berkolaborasi dengan manusia-manusia yang akal sehatnya sudah tertawan oleh nafsu. Mulai dari nafsu sombong, keserakahan, kedengkian, dendam, dan nafsu kekuasaan.
Mereka berkoloni, bekerja siang malam dengan mengeluarkan dana yang besar, demi untuk menjauhkan manusia dari jalan ketaatan kepada Sang Pencipta.
Untuk mengcounter tipu daya setan dan kroni-kroninya, kita harus potensikan 'akal' yang harus menawan nafsu. Jadikan akal kita yang memimpin hawa nafsu, caranya yakinkan pada akal, bahwa janji-janji Allah ﷻ adalah suatu yang "Haq". Selain itu isilah akal dengan tsaqofah Islam, agar akal tidak tertawan oleh nafsu. MasyaAllah...
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”