Type Here to Get Search Results !

UMMAT’AN WASATH’AN


Oleh: Riza Mulyani

Mungkin diantara kita masih ada yang bertanya-tanya apa sih makna wasath{an}? di mana belakangan ini sering diangkat di media sosial dan menuai pro- kontra.

Ummat{an} wasath{an} terdapat di dalam surat Al-baqarah ayat 143:

كَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
"Demikian pula kami telah menjadikan kalian ummat[an] wasath[an] agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjdi saksi atas (perbuatan) kalian"

Ayat di atas dijadikan "dalil" pembenaran oleh sekelompok orang yang mempunyai ide nyeleneh yaitu ide Islam wasathiyah.

Mereka menafsirkan kata 'wasath{an}' sesuai kepentingan Barat, yaitu 'pertengahan' artinya tidak radikal dan tidak liberal. Bersikap moderat, kompromistis dan selalu mengedepankan jalan tengah. Sungguh manis terdengar di telinga orang yang awam.

Padahal, penafsiran kata wasath[an] di sini sangat jauh dari makna yang sebenarnya.

Seperti yang dikatakan oleh Imam al-Qurthubi di Tafsîrnya menjelaskan: “Wasath adalah al-‘adl (adil). Asalnya, yang paling terpuji dari sesuatu adalah awsath-nya. (Maknanya) bukan dari wasath yang merupakan pertengahan antara dua hal (dua kutub).

Imam Ibn Katsir menjelaskan di dalam Tafsîr Ibn Katsîr, “Wasath di sini adalah al-khiyâr wa al-ajwad (yang terbaik, pilihan dan paling bagus)

Makna yang disampaikan para ulama diatas adalah kaum muslim "Umat terbaik".

Status umat tebaik sudah ribuan tahun yang lalu dilabelkan kepada umatnya nabi Muhammad ﷺ, seperti dalam firman Allah ﷻ dalam surat Ali Imron ayat 110 berikut:

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ
Kamu adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.

Labeling sebagai 'umat terbaik' tidak bisa dipisahkan dengan risalah yang telah diwahyukan kepada Rasulullah ﷺ yaitu Islam kaffah.

Allah ﷻ menjadikan umat terbaik, ketika tidak berpaling sedikitpun dari syariah-Nya yang paling sempurna, manhaj paling lurus dan mazhab paling jelas.

Kesimpulannya, sikap 'wasath' bukanlah sikap moderat, kompromistis dan jalan tengah.

Yang benar adalah 'wasath' terbaik, sikap adil, proforsional yaitu menempatkan segala sesuatu pada posisinya dengan ketentuan sesuai syariah-Nya.

Karakter umat 'wasath' yang benar memiliki tanggung jawab untuk menegakkan risalah Islam Kaffah. Kehidupan kesehariannya selalu melaksanakan dan terikat dengan ketentuan Allah ﷻ yaitu Islam Kaffah.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.