Oleh: Iha Bunda Khansa
Kondisi umat pada hari ini masih berlaku sombong dalam pengertian masih mengikuti hawa nafsunya, mengabaikan syariat Islam, bahkan mempertahankan aturan buatan manusia. Al-Qur'an telah menjelaskan bahwa sesungguhnya mereka berhukum pada tagut.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ يَزْعُمُوْنَ اَنَّهُمْ اٰمَنُوْا بِمَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَاۤ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يَّتَحَا كَمُوْۤا اِلَى الطَّا غُوْتِ وَقَدْ اُمِرُوْۤا اَنْ يَّكْفُرُوْا بِهٖ ۗ وَيُرِيْدُ الشَّيْـطٰنُ اَنْ يُّضِلَّهُمْ ضَلٰلًاۢ بَعِيْدًا
a lam taro ilallaziina yaz'umuuna annahum aamanuu bimaaa ungzila ilaika wa maaa ungzila ming qoblika yuriiduuna ay yatahaakamuuu ilath-thooghuuti wa qod umiruuu ay yakfuruu bih, wa yuriidusy-syaithoonu ay yudhillahum dholaalam ba'iidaa
"Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan orang-orang yang mengaku bahwa mereka telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelummu? Tetapi mereka masih menginginkan ketetapan hukum kepada Tagut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkari Tagut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) kesesatan yang sejauh-jauhnya." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 60)
Ayat di atas merupakan celaan Allah ﷻ terhadap siapapun yang menyimpang dari hukum-hukum Allah ﷻ yang tertuang dalam Al-Qur'an dan Sunnah-Nya.
Karena jelas jika seseorang berhukum pada selain Allah ﷻ maka merupakan kebahilan, itulah tagut menyembah selain Allah ﷻ.
Fakta yang terjadi saat ini begitu mudah seseorang menantang Allah ﷻ, sudah jelas kebenaran hanya datang dari Allah Yang Maha Pencipta dan Al Mudabbir (Maha Pengatur). Namun, dengan lantangnya mereka mengatakan semua agama baik. Inilah bukti bahwa keimanan dalam dirinya tidak seratus persen (100%). Harusnya iman itu tidak boleh ada keraguan sedikitpun, terkait masalah akidah tidak boleh kurang satu persen pun.
"Kebenaran dari Allah".
Tidak ada toleransi dalam masalah akidah. Oleh karenanya jangan langsung takjub dan mengikuti setiap pernyataan atau perkataan yang mengajak bahwa semua agama sama, hingga seseorang dengan mudah berbaur dalam perayaan agama lain.
Itulah ciri orang munafik, sebagaimana dalam ayat selanjutnya di surat An-nisa. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَاِ ذَا قِيْلَ لَهُمْ تَعَا لَوْا اِلٰى مَاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَاِ لَى الرَّسُوْلِ رَاَ يْتَ الْمُنٰفِقِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْكَ صُدُوْدًا
"Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Marilah (patuh) kepada apa yang telah diturunkan Allah dan (patuh) kepada Rasul," (niscaya) engkau (Muhammad) melihat orang munafik menghalangi dengan keras darimu." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 61)
Sungguh, orang-orang yang hatinya condong dan keras mereka akan berusaha bahkan menghalangi seseorang untuk menjalankan syari'at Islam, berbagai cara mereka lakukan agar orang lain mengikuti langkahnya.
Seyogyanya kita harus waspada kuatkan akidah agar tidak terbawa bujuk rayuan mereka. Na'udzubillah min dzalik.
Selanjutnya Allah ﷻ mengingatkan dalam firman-Nya:
اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ يَعْلَمُ اللّٰهُ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ فَاَ عْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُلْ لَّهُمْ فِيْۤ اَنْفُسِهِمْ قَوْلًاۢ بَلِيْغًا
"Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu, berpalinglah kamu dari mereka dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 63)
Ayat di atas mengingatkan agar jangan mengikuti langka orang-orang munafik, tetaplah pada jalan yang lurus, dan teruslah kita sampaikan kebenaran yang datang dari Allah ﷻ.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”