Oleh: Murli Ummu Arkan
Sobat, tahukah kisahnya Nabi Sulaiman? Nabi Sulaiman adalah salah satu nabi Allah yang diutus untuk menyampaikan ajaran tauhid kepada semua makhluk untuk hanya menyembah Allah ﷻ. Beliau adalah nabi sekaligus raja yang memimpin manusia, jin dan binatang. Atas mukjizat yang Allah berikan, Beliau mampu melihat dan memerintah jin dan bicara dengan hewan.
Atas jasa burung Hud-hud, beliau tahu bahwa ada ratu yang dianugerahi kekayaan yang luar biasa oleh Allah, namun dia mengajak rakyatnya menyembah matahari. Dialah Ratu Balqis.
Lalu nabi Sulaiman pun langsung mengutus utusannya untuk mengirimkan surat kepada Ratu Balqis. Yang isinya menyeru Ratu Balqis untuk tunduk dan menyembah Allah semata. Dari seruan nabi Sulaiman, Ratu Balqis pun menguji nabi Sulaiman dengan memberikan hadiah. Namun apa jawaban Nabi Sulaiman? Jawaban nabi Sulaiman adalah seperti yang di firmankan Allah dalam QS. An-Naml: 36.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَلَمَّا جَآءَ سُلَيْمٰنَ قَا لَ اَتُمِدُّوْنَنِ بِمَا لٍ فَمَاۤ اٰتٰٮنِيَ اللّٰهُ خَيْرٌ مِّمَّاۤ اٰتٰٮكُمْ ۚ بَلْ اَنْـتُمْ بِهَدِيَّتِكُمْ تَفْرَحُوْنَ
"Maka ketika para (utusan itu) sampai kepada Sulaiman, dia (Sulaiman) berkata, "Apakah kamu akan memberi harta kepadaku? Apa yang Allah berikan kepadaku lebih baik daripada apa yang Allah berikan kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu." (QS. An-Naml 27: Ayat 36)
MasyaAllah, Nabi Sulaiman sungguh bijaksana dan tegas. Beliau tidak tergiur dengan kekayaan dan hadiah yang diberikan oleh Ratu Balqis. Bahkan, nabi Sulaiman lebih bangga dan bersyukur dengan apa yang diberikan Allah kepada beliau.
Ya, seharusnya kita sebagai orang-orang yang beriman kepada Allah harus bersyukur dan bangga dengan apa yang diberikan Allah kepada kita seperti halnya yang dilakukan oleh Nabi Sulaiman. Meski kita bukan nabi yang diberikan mukjizat seperti Nabi Sulaiman, namun Allah telah memberikan kita hidayah kepada kita. Diberikan panca indera, naluri, akal, bisa mengenal Al-Qur'an dan Hadist, diberikan iman dan Islam serta Taufik untuk bisa Istiqomah dalam agama ini. Semua itu adalah pemberian Allah yang jauh lebih baik dari kekayaan yang berlimpah.
Memang benar manusia hidup itu juga butuh harta untuk hidup. Harta adalah salah satu sebagai wasilah untuk menjalani kehidupan hingga ajal menjemput. Namun jangan sampai harta itu menjadikan kita terlena, bangga dan sombong seperti Ratu Balqis. Apalagi jika ditambah kekafiran.
Sungguh, kekayaan itu tidak akan bisa jadi penolong kita di akhirat jika kita tidak bisa membelanjakannya dalam jalan ketakwaan. Bisa jadi saat Allah memberikan kekayaan itu sebenarnya Allah sedang menguji kita. Begitu juga saat Allah memberikan kemiskinan, sejatinya Allah juga menguji kita. Bukankah manusia hidup di dunia ini terus diuji oleh Allah? Untuk membuktikan seberapa besar ketakwaan dan kecintaan kita kepada Allah ﷻ.
Saat Ratu Balqis berkunjung ke tempat Nabi Ibrahim, Beliau sungguh terkesima dengan kerajaan Nabi Sulaiman. Di sana beliau melihat singgasananya dan melihat lantai dari kaca yang dibawahnya ada ikan yang berenang. Maha besar Allah, dizamannya Nabi Sulaiman sudah ada lantai kaca. Beruntung sekali Ratu Balqis, Akhirnya beliau mau menerima seruan nabi Sulaiman untuk beriman kepada Allah ﷻ. Sehingga Beliau tidak termasuk orang-orang yang merugi.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
قِيْلَ لَهَا ادْخُلِى الصَّرْحَ ۚ فَلَمَّا رَاَ تْهُ حَسِبَـتْهُ لُـجَّةً وَّكَشَفَتْ عَنْ سَا قَيْهَا ۗ قَا لَ اِنَّهٗ صَرْحٌ مُّمَرَّدٌ مِّنْ قَوَا رِيْرَ ۙ قَا لَتْ رَبِّ اِنِّيْ ظَلَمْتُ نَـفْسِيْ وَ اَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمٰنَ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
"Dikatakan kepadanya (Balqis), "Masuklah ke dalam istana." Maka ketika dia (Balqis) melihat (lantai istana) itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya (penutup) kedua betisnya. Dia (Sulaiman) berkata, "Sesungguhnya ini hanyalah lantai istana yang dilapisi kaca." Dia (Balqis) berkata, "Ya Tuhanku, sungguh, aku telah berbuat zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam."" (QS. An-Naml 27: Ayat 44)
MasyaAllah, semoga kita termasuk orang-orang yang diberi petunjuk dan mau menerima petunjuk. Tidak ada yang lebih baik kecuali keimanan dan ketakwaan kepada Allah ﷻ. Maka saat kekayaan itu datang kepada kita janganlah kita merasa bangga dan sombong. Semua adalah milik Allah ﷻ. Yang berhak sombong hanyalah Allah ﷻ.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”