Oleh: Riza Mulyani
Allah Maha Pencipta, Dialah yang menciptakan alam raya nan luas, di dalamnya ada manusia, hewan, jin, setan, tumbuh-tumbuhan, bulan, bintang, matahari, batu, air, jin, angin, dan seterusnya.
Alam raya beserta seluruh isinya itu adalah makhluk bagi Allah. Konsekwensi makhluk harus tunduk dan patuh kepada Sang Penciptanya tanpa kecuali. Apakah dengan dia rida atau terpaksa.
Sementara di antara semua makhluk ciptaan Allah ﷻ yang dikenakan taklif (beban hukum) adalah manusia dan jin (seperti dalam surat az-zariyat :56)
Yang menjadi fokus kita adalah manusia. Manusia adalah makhluk paling sempurna (QS. At-Tin ayat 4). yang Allah ﷻ ciptakan di muka bumi ini. Allah ﷻ melengkapi manusia dengan indera agar dia bisa menjalankan aktifitas, sesuai dengan fungsinya. Ada mata, hidung, telinga, mulut, kaki dan tangan, kesemua indera tersebut menjadikan manusia indah dan mulia.
Akal lah yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain. Dengan akal dia bisa memahami ayat-ayat Allah ﷻ untuk dijadikan petunjuk hidupnya. Dia akan mensyukuri dengan jalan kebenaran dan mengoptimalkan seluruh inderanya dipergunakan untuk kebaikan sesuai perintah Allah ﷻ, dia akan serius menuntut ilmu Islam lebih dalam, berdakwah membela agama Allah, menyampaikan kebenaran demi tegaknya agama Allah di muka bumi.
Dia sadar sebagai makhluk harus tunduk dan patuh, karena sangat yakin ketika menjalankan seluruh syariat-Nya dan menjauhi larangan-Nya, akan menjadikan dirinya mulia baik di hadapan Sang Pencipta dan manusia.
Namun ketika manusia tidak mau mengoptimalkan akal dengan baik, maka dia akan menjadi hina. Bahkan lebih dari itu, Allah telah memberi label padanya makhluk yang paling buruk yaitu dalam QS. Al-Anfal:
۞ اِنَّ شَرَّ الدَّوَاۤبِّ عِنْدَ اللّٰهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِيْنَ لَا يَعْقِلُوْنَ
"Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah mereka yang tuli dan bisu (tidak mendengar dan memahami kebenaran) yaitu orang-orang yang tidak mengerti."
Hanya orang yang berfikir saja yang bergetar hatinya ketika membaca ayat diatas. Dia takut murka Allah ﷻ dan dia yakin akan janji Allah adalah sebuah kepastian. Sehingga dia rida diatur hanya oleh syariat-Nya saja bukan dengan yang lain.
Namun bagi orang yang tidak mau mengoptimalkan akalnya dengan baik, "Allah akan mengunci hati, pendengaran, serta penglihatan mereka dan mereka pun mendapat azan yang keras". (QS. Al-Baqarah: 7)
Akhirnya nafsulah yang mendominasi mereka dengan rida mengambil aturan manusia sebagai tolok ukur perbuatannya, yang semakin jauh dari jalan kebenaran. Mereka telah terperangkap oleh tipu daya setan, dengan angan-angan yang terkesan indah padahal menyesatkan. Tidak mengetahui mana lawan mana kawan, mana halal mana haram. Sehingga hidupnya hanya dipenuhi oleh duniawi semata, melupakan akhirat kampung tempat dia kembali yang kekal.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”