Type Here to Get Search Results !

MODERASI BERAGAMA IDE SESAT DAN MENYESATKAN


Oleh: Emmy Emmalya

Ide moderasi beragama terus bergulir, karena yang digulirkan adalah sesuatu yang terlihat masuk akal dan tidak mengandung unsur kejahatan, sehingga umat Islam menyambut ide tersebut dengan tangan terbuka dan tidak menyimpan kecurigaan.

Karena yang digembar-gemborkan adalah toleransi beragama, perdamaian dan saling menghormati serta jargon-jargon lain yang terlihat membawa kebaikan, tapi nyatanya tidak.

Mereka mempromosikan ide moderasi beragama dengan mengangkat surat Al baqarah ayat 143 berikut:

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَکُوْنُوْا شُهَدَآءَ عَلَى النَّا سِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَاۤ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِ ۗ وَاِ نْ كَا نَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ ۗ وَمَا كَا نَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَا نَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِا لنَّا سِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
"Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) "umat pertengahan" agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya, melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia."

Sebenarnya moderasi tidak pernah muncul dari diskusi para ulama maupun dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits, sekalipun pengusung program ini menggunakan Al-Qur'an sebagai dalilnya. Namun itu semua hanyalah retorika untuk meligitimasi moderasi.

Dengan penelaahan yang benar, maka argumen dalam bentuk dalil yang mereka gunakan salah dan menyesatkan. Beberapa argumen mereka antara lain berlandaskan ayat yang disampaikan di atas yaitu bahwa umat Islam adalah umatan wasathan.

Padahal secara bahasa, makna al-wasath adalah sesuatu yang memiliki dua belah ujung yang ukurannya sebanding, pertengahan (Raghib al-Isfahani, Mufradat Alfâzh al-Qur’ân, jilid II). Kata ini juga bisa bermakna sesuatu yang terjaga, berharga dan terpilih karena tengah adalah tempat yang tidak mudah dijangkau: tengah kota (Ibnu ‘Asyur, At-Tahrir wa atTanwir, II/17).

Imam ath-Thabari menjelaskan, makna wasath[an] tersebut menukil 13 riwayat yang menunjukkan kata al-wasath bermakna adil (al-‘adlu). Jadi makna umat Islam sebagai umat[an] wasath[an], yakni umat yang adil. Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempat semestinya, yakni sesuai syariah.

Untuk menjadi umat[an] wasath[an], umat Islam tidak boleh melampaui batas seperti kaum Nasrani, di antaranya dengan membuat hukum sendiri; juga tidak boleh enggan dan lalai seperti Yahudi yang enggan dan tidak mau menerapkan syariah mereka.

Untuk menjadi umat[an] wasath[an] umat Islam justru harus mengambil dan menerapkan totalitas syariah Islam, tidak membuat hukum sendiri yang bertentangan dengan syariah Islam.

Inilah makna yang benar. Bukan seperti tafsiran menurut Islam moderat, bahwa dua kutub dalam ayat ini dinarasikan sebagai Islam ekstrim (ekstrim taat dan ekstrim bebas), sehingga perlu ada Islam moderat.

Dari sini jelas bahwa moderasi agama adalah paham sesat dan menyesatkan. Sudah saatnya umat Islam kembali mempelajari ajaran Islam secara Kaffah agar bisa memimpin dunia menuju kebahagiaan hakiki.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.