Type Here to Get Search Results !

SAATNYA MENANG


Oleh: Murli Ummu Arkan

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَنْ يَّتَوَلَّ اللّٰهَ وَ رَسُوْلَهٗ وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَاِ نَّ حِزْبَ اللّٰهِ هُمُ الْغٰلِبُوْنَ
"Dan barang siapa menjadikan Allah, rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman sebagai penolongnya, maka sungguh, pengikut (agama) Allah itulah yang menang." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 56)

Dalam ayat diatas Allah ﷻ mengabarkan hanya pengikut agama Allahlah yang menang. Menang? Menang dalam apa?

Pada hakikatnya kehidupan manusia di dunia ini tidak lain mengisahkan tentang sejarah Umat muslim dan orang-orang kafir.

Ya, termasuk kita sendiri sebagai manusia apakah kita sebagai orang mukmin atau orang kafir, sebenarnya kita semua adalah penyumbang kisah sejarah manusia di bumi ini.

Sampai kapanpun kebenaran dan kebatilan tidak akan bisa bersatu. Kebenaran adalah semua hal yang datang dari Allah ﷻ sedangkan kebatilan adalah semua yang datang bukan dari Allah ﷻ.

Tidak heran, jika hingga saat ini kita selalu melihat dan mendengar perseteruan, perselisihan, dan peperangan antara umat Islam dengan orang-orang kafir.

Apakah itu perang fisik maupun perang pemikiran. Kita bisa melihat peperangan fisik yang ada di luar negeri seperti Palestina, Rohingnya, Timur Tengah, dan negeri muslim yang lainnya. Sedangkan di negeri kita ini mungkin kita dapati aman-aman saja, tidak ada perang fisik kalau pun ada tidak sebesar yang dialami negeri lain seperti Palestina misalnya. Namun, sejatinya di negeri kita saat ini juga berlangsung perang yaitu perang pemikiran.

Perang pemikiran ini mungkin tidak terlihat dan tidak bisa langsung kita rasakan. Namun efeknya kita rasakan begitu perih dan berakibat fatal. Bahkan kesengsaraan yang dirasakan umat lebih berkepanjangan namun umat tidak merasa jika sedang diperangi atau dirusak.

Tidak lain perang pemikiran ini adalah penjajahan gaya baru. Umat dijajah dengan dimasuki pemikiran-pemikiran rusak dari orang-orang kafir barat yang bisa menjadikan umat jauh dari nilai-nilai agama. Umat dibodohkan agar bisa patuh dan menerima apa yang diinginkan Penjajah. Mereka orang-orang Penjajah sengaja memberikan masalah dan juga sengaja memberikan solusi. Dengan begitu seolah-olah merekalah yang telah membantu umat ini. Padahal sebenarnya umat ini tanpa sadar telah dijadikan sapi yang dicocok hidungnya. Boleh kemanapun makan rumput namun setelah itu tetap diikat untuk diambil manfaatnya. Ya sejatinya umat ini hanya diperas untuk hidup enak bagi mereka para Penjajah. Kalaupun ada yang sejahtera hanya segelintir saja.

Jadi sejatinya umat ini masih di jajah. Kemerdekaan yang kita rasakan adalah semu. Negeri kita yang kaya raya, semua kekayaan itu bukanlah milik umat ini namun sudah dijarah dan dikuasai para penjajah asing. Tidak heran jika setiap harinya umat ini menjalani hidup serba susah. Sembako naik, pendidikan mahal tapi tidak sesuai output, minimnya lapangan kerja, moral umat hancur, kemiskinan, kriminalitas meningkat, dll. Hidup sengsara di bumi yang makmur. Ibarat ayam yang mati dilumbung padi.

Inilah kenyataan hidup umat khususnya lagi umat Islam saat ini. Tidak hanya di negeri ini namun negeri-negeri muslim yang lainnya juga sama.
Sudah saatnya kita mencari dan mengupayakan kemenangan. Kemerdekaan tidak akan bisa kita raih dengan pertolongan orang-orang kafir penjajah. Karena mereka berada pada kebatilan.

Saatnya kita menang dengan menjadikan Allah ﷻ, Rasulnya ﷺ dan orang-orang yang beriman menjadi penolong kita. Teruslah belajar Islam Kaffah dan ikut berjuang tegakkan Islam Kaffah. Hanya dengan Islam Kaffah umat ini merasakan kemerdekaan yang hakiki. Umat akan diarahkan Islam untuk bisa hidup sukses dan sejahtera dunia dan akhirat.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.