
Oleh: Murli Ummu Arkan
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَنَا دٰۤى اَصْحٰبُ النَّا رِ اَصْحٰبَ الْجَـنَّةِ اَنْ اَفِيْضُوْا عَلَيْنَا مِنَ الْمَآءِ اَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۗ قَا لُـوْۤا اِنَّ اللّٰهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْـكٰفِرِيْنَ
Para penghuni neraka menyeru para penghuni surga, "Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu." Mereka menjawab, "Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir," (QS. Al-A'raf 7: Ayat 50)
Inilah gambaran yang Allah ﷻ firmankan. Bahwa nanti penghuni-penghuni neraka akan diharamkan Allah ﷻ atas apa-apa yang dulunya Allah ﷻ halalkan di dunia.
Allah ﷻ tidak akan mengizinkan penghuni-penghuni neraka mendapatkan kenikmatan sedikit pun. Sungguh siksa Allah ﷻ amatlah pedih. Yang ada hanyalah api yang membakar. Kasur dan selimut dari api neraka. Minum hanya air panas dan nanah. Tidakkah saat membayangkan saja sudah ngeri?
Jika saat ini kita menganggap siksa neraka adalah dongeng semata sungguh amatlah rugi. Padahal dunia inilah yang fana dan sementara. Sedangkan akhirat adalah kehidupan yang abadi.
Janganlah kita tertipu dengan dunia. Menganggap apa-apa yang disampaikan dalam agama ini hanya teori saja. Akhirnya agama hanya dijadikan formalitas dan Sendai gurau dan sibuk dengan duniawi. Sungguh tertipu dengan dunia.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا دِيْنَهُمْ لَهْوًا وَّلَعِبًا وَّغَرَّتْهُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا ۚ فَا لْيَوْمَ نَنْسٰٮهُمْ كَمَا نَسُوْا لِقَآءَ يَوْمِهِمْ هٰذَا ۙ وَمَا كَا نُوْا بِاٰ يٰتِنَا يَجْحَدُوْنَ
"(yaitu) orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Maka, pada hari ini (Kiamat), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan pertemuan hari ini, dan karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 51)
Apa dalam hidup ini hanya untuk mengumpulkan harta benda dan mendirikan bangunan yang megah? Padahal semua itu nantinya pun akan kita tinggalkan.
Apa hidup ini hanya menjalani ala kadarnya hingga ajal menjemput? Tanpa kita menyadari apa sih hakikatnya kita hidup di dunia ini.
Sudah saatnya kita memikirkan nasib hidup kita setelah kematian. Karena nantinya Allah ﷻ akan membangkitkan kita semua untuk dihisab. Apakah Akhirnya kita masuk surga atau neraka.
Namun bukan berarti saat kita fokus akhirat kita melupakan urusan dunia. Islam tidak mengajarkan itu. Islam mengajarkan saat kita ingin menggapai kebahagiaan, gapailah kebahagiaan di dunia dan akhirat maka harus diraih dengan jalan ketakwaan. Maka pahamilah apa hakikat hidup ini.
Sudah saatnya kita pahami hidup ini dan mau menjadi orang-orang yang beruntung. Agar kelak kita tidak termasuk orang-orang yang merugi di akhirat. Jangan sampai kita seperti orang-orang yang menanti bukti kebenaran akan siksa Allah ﷻ seperti yang di firmankan dalam QS. Al-A'raf:53. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّا تَأْوِيْلَهٗ ۗ يَوْمَ يَأْتِيْ تَأْوِيْلُهٗ يَقُوْلُ الَّذِيْنَ نَسُوْهُ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَآءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِا لْحَـقِّ ۚ فَهَلْ لَّـنَا مِنْ شُفَعَآءَ فَيَشْفَعُوْا لَـنَاۤ اَوْ نُرَدُّ فَنَعْمَلَ غَيْرَ الَّذِيْ كُنَّا نَـعْمَلُ ۗ قَدْ خَسِرُوْۤا اَنْفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَا نُوْا يَفْتَرُوْنَ
"Tidakkah mereka hanya menanti-nanti bukti kebenaran (Al-Qur'an) itu. Pada hari bukti kebenaran itu tiba, orang-orang yang sebelum itu mengabaikannya berkata, "Sungguh, rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran. Maka, adakah pemberi syafaat bagi kami yang akan memberikan pertolongan kepada kami atau agar kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami akan beramal tidak seperti perbuatan yang pernah kami lakukan dahulu?" Mereka sebenarnya telah merugikan dirinya sendiri dan apa yang mereka ada-adakan dahulu telah hilang lenyap dari mereka." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 53)
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”