Oleh: Wina Fatiya
اِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْۖ
Apabila matahari digulung
وَاِذَا النُّجُوْمُ انْكَدَرَتْۖ
dan apabila bintang-bintang berjatuhan
وَاِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَتْۖ
dan apabila gunung-gunung dihancurkan
وَاِذَا الْعِشَارُ عُطِّلَتْۖ
dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak terurus)
وَاِذَا الْوُحُوْشُ حُشِرَتْۖ
dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan
Apa yang dirasakan saat membaca lima ayat pertama dari surat at-Takwir diatas? Indah bukan? Irama, lirik, diksi dan juga maknanya sangat enak didengar.
Ini baru beberapa ayat diantara 6.236 ayat Al-Quran. Satu surat diantara 114 surat Al-Quran. Nyatanya, isi Al-Qur'an itu begitu indah baik dari sisi redaksi dan susunannya.
Bahkan Neal Robinson, seorang pakar studi Islam dari Universitas Leeds, memaparkan dalam Discovering the Quran (1996), bahwa Al-Qur'an mengandung permainan kata, rima, makna, dan ritme sejenis yang terserak dalam sekujur ayat Al-Qur'an, dan masing-masing menyimpan keunikan sendiri-sendiri. MasyaAllah.
Dia pernah mengulik Surat Al-alaq ayat 1-5:
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ
خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ
اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ
الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ
عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ
Dia menghitung unit isokronik pada masing-masing larik. Larik pertama sejumlah larik kelima. Larik keempat sejumlah larik kedua. Dan larik ketiga menjadi penyeimbang.
Selain larik, ternyata kata terakhir pada masing-masing larik saling bertautan makna. 'Khalaq' (menciptakan) pada larik pertama berhubungan dengan 'alaq' (segumpal darah) pada larik kedua. 'Qalam' (pena) pada larik keempat bertaut dengan 'ya'lam' (mengetahui) pada larik kelima. MasyaAllah.
Dia menyatakan bahwa makna kelima ayat ini saling berkaitan. Menurutnya, segumpal darah adalah muasal dari penciptaan manusia, sementara pena adalah medium pengantar pengetahuan. Dalam surat ini Allah ﷻ mengaitkan antara pengetahuan dan penciptaan manusia. Luar biasa. Makna yang tidak mungkin terpikir oleh insan biasa.
Benarlah apa yang dinyatakan dalam QS. az-Zumar ayat 23 berikut:
اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.
Ayat ini mengabarkan dengan jelas bahwa perkataan terbaik itu adalah Al-Qur'an. Mengapa? Pertama karena Al-Qur'an ini adalah perkataan Sang Pencipta manusia dan alam semesta, yakni Allah ﷻ. Sudah pasti tidak ada yang mampu menandinginya.
Yang kedua karena Al-Quran itu serupa dan berulang. Maksudnya ayat-ayat di dalam Al-Quran itu memiliki kemiripan sebagian dengan sebagian yang lain. Kemiripan itu dari sisi keindahannya, ketetapan hukumnya dan tidak adanya pertentangan di dalamnya. Juga terkandung kisah-kisah yang diulang-ulang, hukum-hukum, hujjah hujjah dan keterangan-keterangan yang diulang namun jiwa tidak merasa bosan sekalipun membacanya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam tafsir Muyassar.
Ketiga karena Al-Qur'an itu satu-satunya kitab yang mampu membuat merinding kulit orang-orang yang takut kepada Allah ﷻ ketika mendengar ayat tentang ancaman siksa neraka dan azab. Mereka terenyuh juga kulit dan hatinya ketika mendengar ayat-ayat yang membuat bahagia semisal surga dan pahala.
Qatadah mengatakan bahwa salah satu sifat dari para kekasih Allah adalah kulit mereka akan gemetar kemudian hati mereka akan tenang ketika mereka mengingat Allah. MasyaAllah.
Keempat, karena Al-Quran itu mampu memberikan pengaruh terhadap diri manusia. Inilah yang dinamakan hidayah Al-Qur'an. Dan hidayah itu akan diberikan kepada siapapun yang Allah ﷻ kehendaki.
Ayat ini turun ketika Sa’ad bin Abi Waqqash mengatakan bahwa Al-Qur’an diturunkan kepada mereka, dan mereka (para sahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana kalau Anda bercerita kepada kami?" Maka turunlah ayat "Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik..."
Ini menunjukkan bahwa tidak ada perkataan yang lebih baik dibandingkan Al-Qur'an. Bahkan ketika para sahabat meminta Rasulullah ﷺ bercerita, Allah ﷻ mengingatkan dengan ayat ini bahwa Kabar ya g paling baik adalah Al-Qur'an.
Sudah kita merasakan keindahan dan keajaiban Al-Quran?
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”