Oleh: Emmy Emmalya
Umat Islam kembali digemparkan oleh pernyataan menteri agama yang mengqiyaskan lantunan azan yang suci dengan hewan yang dalam pandangan Islam termasuk najis mughaladhah.
Sungguh penyataannya ini menyakiti umat Islam karena azan merupakan seruan shalat berjama'ah bagi umat Islam dan hukumnya fardhu kifayah sekaligus syiar.
Selain itu azan tidak hanya sebagai penanda waktu shalat, ada hikmah lain di balik lantunan suara azan. Sebagaiman di jelaskan dalam hadits berikut :
"Apabila azan (shalat) diserukan maka setan lari sambil kentut sehingga dia tidak mendengar suara azan itu. Apabila dia (muazin) menyelesaikan azan, maka ia (setan) datang kembali. Sampai ketika iqamah shalat dikumandangkan, ia (setan) lari. Sampai ketika dia (muazin) menyelesaikan iqamah, dia (setan) datang kembali sehingga dia melintas diantara seseorang dan jiwanya. Dia berkata, "Ingatlah ini dan ingatlah itu, tentang sesuatu yang tidak pernah dia ingat sebelumnya, sehingga orang itu tidak sadar berapa (rakaat) yang telah dia laksanakan?" (HR Bukhari dan Muslim).
Menurut Syeikh al-Utsmain, sesungguhnya azan adalah media pengusir setan. Azan membuat setan lari sambil kentut. Artinya, dia panik sehingga mengeluarkan bau dari duburnya. Setan itu bisa mendengar dan melarikan diri dari zikir kepada Allah.
Dari hadits tersebut tergambar dengan jelas siapa yang takut akan lantunan azan bahkan orang yang telah lalai kepada Allah dia akan lupa berdzikir kepada Allah dan jiwanya telah dikuasai syetan sehingga dia pun takut untuk mendengar azan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam surat Al-Mujadilah ayat 19 :
اِسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطٰنُ فَاَ نْسٰٮهُمْ ذِكْرَ اللّٰهِ ۗ اُولٰٓئِكَ حِزْبُ الشَّيْطٰنِ ۗ اَ لَاۤ اِنَّ حِزْبَ الشَّيْطٰنِ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
"Setan telah menguasai mereka, lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa golongan setan itulah golongan yang rugi."
Maka, alangkah tidak pantas dan sangat mengherankan jika ucapan tersebut diutarakan oleh seorang menteri agama yang dia sendiri seorang yang mengaku muslim.
Inikah yang diinginkan seorang menteri yang mengusung moderasi agama dengan mengebiri hukum Islam sedikit demi sedikit hingga masuk ke ranah ibadah umat Islam dan umat Islam lambat laun menjadi sosok yang tak mengenal aqidah dan syariahnya sendiri?
Model masyarakat seperti apa yang dikehendaki oleh seorang menteri agama yang katanya mengusung harmonisasi dan saling menghargai tapi pada faktanya umat mayoritas di negeri ini lebih sering disakiti dan dijadikan sasaran dari setiap kebijakannya.
Mengapa orang-orang yang berada di sekeliling menteri agama yang juga mayoritas mengaku muslim membisu dan diam saja? Tidak merasa sakit hatikah mereka ketika salah satu syariat Islam dilecehkan sedemikian rupa di hadapan mereka.
Dimana rasa keimanan mereka kepada Allah, apakah proyek moderasi agama ini telah membutakan mata hatinya hingga ketika ajaran agamanya dinistakan bibirnya kelu dan tak sanggup berkata apa-apa.
Banyaklah beristighfar dan memohon ampunan kepada Allah karena dalam urusan ini kalian sedang berhadapan dengan pemberi perintah azan itu sendiri yaitu Allah ﷻ.
Apa yang kalian dapatkan dari proyek moderasi agama itu tidak kan sebanding dengan penderitaan yang akan kalian dapatkan ketika azab Allah diturunkan atas kalian.
Jangan merasa sedang berkuasa lantas bisa bertingkah laku layaknya penguasa alam semesta, tidak takut lagi akan dosa dan menganggap pelanggaran terhadap hukum syara sebagai perkara biasa.
Inilah gambaran umat Islam saat ini yang telah jumud terkait kaidah ushul fiqh hingga mereka terlenakan oleh sistem yang ada, umat Islam saat ini telah kehilangan metode berpikir yang mendalam selalu menginginkan berpikir cepat dan praktis tanpa mau menganalisa suatu permasalahan.
Kondisi inilah yang akhirnya menghantarkan umat Islam pada kejumudan berpikir padahal Islam punya solusi untuk menyelesaikan semua persoalan keumatan asalkan umat Islam mau segera kembali mengambil syariat Islam sebagai rujukan sehingga kemuliaan umat Islam bisa kembali dimuliakan.
Mari kita lawan setiap penghinaan dan pelecehan yang ditujukan kepada umat Islam dan ajarannya. Sudah saatnya umat Islam yang memahami kebenaran untuk bersuara karena jika diam maka orang yang salah akan merasa benar dan perkataan merekapun dianggap benar oleh orang yang awam akan agama.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”