Oleh: Wina Fatiya
Pernahkah sahabat melihat orang yang tidak mau diajak berhijrah? Salah satu alasan yang dikemukakan adalah karena mereka merasa dosa-dosa sudah bergelimangan. Aib-aib sudah menumpuk. Menurut mereka tidak mungkin semua dosa itu terampuni. Benarkah demikian?
Imbasnya mereka terus melakukan kemaksiatan dan kesalahan. Mereka seolah tidak bisa move on dari kehidupan kelam yang selama ini mewarnainya.
Untuk orang-orang seperti ini layak kita ajukan pertanyaan, apakah Allah ﷻ tidak Maha Pengampun dan Penyayang? Apakah Allah ﷻ memiliki batas pengampunan, sehingga orang-orang itu 'meragukan' dan 'menyerah' dengan kata tobat?
Mari sejenak kita renungkan ayat ini:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az Zumar ayat 53)
Masyaallah... Ayat ini menjadi pelipur lara sekaligus kabar gembira bagi kita para pendosa. Allah ﷻ dengan spesifik menyeru hamba-hamba-Nya yang melampaui batas. Siapa mereka? Kita yang suka melampaui batas.
Ketika Allah ﷻ memberikan rezeki yang pasti cukup bagi kita, lantas kita meragukannya. Lalu kita berlomba mengejar dunia seolah ia adalah segalanya. Uang menjadi primadona. Harta, tahta dan kuasa menjadi fokus pengejaran. Apakah masih menyangkal bahwa kita tidak melampaui batas?
Ketika Allah ﷻ sudah menjatah usia kita sesuai dengan kebutuhan, yang jika ia dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan ketaatan mampu menggiring kita ke surga. Kita malah berangan-angan akan berumur panjang dan berleha-leha dengan waktu dan usia.
Padahal waktu dan usia itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah kembali, tidak akan pernah terulang dan catatan amalnya sudah tergores didalam buku catatan amal malaikat. Masihkan kita tidak merasa bahwa kita tidak melampaui batas? Astaghfirullah...
Dalam ayat ini Allah ﷻ melarang kita berputus asa dari rahmat Allah. Karena Allah ﷻ akan mengampuni semua dosa kecuali dosa syirik. Sebagaimana ayat:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa ayat 48)
Ayat ini menjadi jaminan bagi kita bahwa semua dosa besar maupun kecil pasti akan Allah ﷻ ampuni. Itulah tanda kepastian bahwa Allah ﷻ Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Dalam Tafsir Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, disebutkan bahwa ayat ini merupakan ayat al-Qur’an yang paling memberi harapan besar, sebab ayat ini mengandung kabar gembira yang paling agung.
Dalam ayat ini Allah ﷻ memuliakan hamba-Nya yang bertobat dan yakin dengan ampunan-Nya. Lalu Allah ﷻ menambah kegembiraan hamba-Nya dengan kabar bahwa semua dosa dan kemaksiatan akan diampuni. Oleh karena Allah ﷻ melarang kita untuk berputus asa dari Rahmat-Nya dan dari Ampunan-Nya.
Sebagaimana asbabun nuzul ayat ini menceritakan bahwa:
Ibnu Abbas berkata: Sesungguhnya orang-orang musyrik telah membunuh, kemudian mereka semakin banyak. Mereka juga berbuat zina, kemudian mereka semakin banyak. Lalu mereka datang kepada Nabi Muhammad dan bertanya, "Sesungguhnya apa yang kamu katakan dan kamu serukan itu benar-benar suatu yang baik, atau engkau kabarkan kami bahwa kami bisa bertaubat." Maka turunlah ayat ini.
MasyaAllah... Orang musyrik yang tulus dan murni ingin bertobat langsung Allah ﷻ jawab dengan firman ayat ini.
Jadi, sahabat, masihkan meragukan kasih sayang Allah ﷻ? Masihkan menunggu hijrah nanti mendekati mati? Padahal waktu tidak akan sungkan berhenti dan kematian menghampiri. Siapkah kita menghadapinya?
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”