Oleh: Alfi Ummuarifah
Sahabatku, betapa bangganya kita sebagai kaum muslimin. Kita ummat Nabi Muhammad ﷺ. Beliau Rasulullah ﷺ yang paling istimewa daripada para Nabi yang lainnya. Allah ﷻ benar-benar melebihkannya dari Nabi yang lain.
Karena itulah dia dibenci kaum pada masanya terlebih pada saat ini oleh kaum yang durhaka. Padahal para Nabi terdahulu sangat mengistimewakan Nabi kita Muhammad ﷺ. Namun mereka malah memusuhinya.
Hasad dan dengki di dalam hatinya mendorong mereka memusuhi Islam dan kaum Muslimin.
Mereka mengusir, menyiksa dan membunuh kaum muslimin hanya karena mereka Islam. Mereka membuat karikatur Rasululah ﷺ, mereka menghina dirinya, keluarganya, sahabatnya dan para pengemban dakwahnya. Mereka mengkriminalisasi para ulamanya. Mereka benar-benar sangat benci pada Islam dan kaum Muslimin.
Padahal Rasulullah ﷺ itu adalah Nabi terakhir. Penutup para Nabi. Batu bata paling akhir dari sebuah bangunan yang dibangun para Nabi. Wajar keistimewaan dari Allah ﷻ diperuntukkan untuknya dan kaum muslimin. Namun, rayuan dan tipu daya syaitan berhasil mempengaruhi suatu kaum untuk membencinya.
Allah subhanahu wa ta'ala mengingatkan kita dalam firman-Nya:
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنۡ رِّجَالِكُمۡ وَلٰـكِنۡ رَّسُوۡلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيۡمًا
Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Ahzab ayat 40)
Asbabun nuzul dari turunnya ayat ini adalah ketika Rasulullah ﷺ menikahi Zainab. Orang-orang musyrik, Yahudi, dan munafik tidak henti-hentinya mempersoalkan pernikahan Rasulullah ﷺ dengan Zainab. Mereka mengejek Nabi karena menikahi mantan istri anaknya. Mereka menganggap status anak angkat sama dengan anak kandung.
Allah ﷻ lalu menegaskan melalui ayat ini bahwa Nabi bukan bapak Zaid, Zaid bukanlah anaknya, maka tidak diharamkan baginya untuk mengawini bekas istri anak angkatnya yaitu Zainab (tetapi dia) adalah (Rasulullah dan penutup nabi-nabi) artinya tidak akan lahir lagi nabi sesudahnya.
Dia adalah Nabi terakhir yang menjadi bapak rohaniah bagi seluruh umat. Karena itu, janda Zaid bin Hàrišah dapat dinikahi oleh Rasulullah ﷺ. Dan Allah ﷻ Maha Mengetahui segala sesuatu yang kalian lakukan.
Muhammad ﷺ sekali-kali bukan bapak dari seorang laki-laki di antara umatnya, tetapi ia adalah utusan Allah dan Nabi-Nya yang terakhir. Tidak ada Nabi lagi setelah beliau.
Rasulullah ﷺ adalah bapak dari segenap kaum mukminin dalam segi agama. Beliau mempunyai rasa kasih sayang kepada seluruh umatnya untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, seperti kasih sayang seorang ayah terhadap anak-anaknya.
Adapun jika kita ingin mengenal lebih dalam tentang anak kandung Nabi adalah sebagai berikut: anak laki-laki Nabi ﷺ dari Khadijah ada tiga orang, yaitu Qasim, thayyib, dan thahir, semuanya meninggal dunia sebelum balig. Dari Mariyah al-Qibthiyah, Nabi memperoleh seorang anak laki-laki bernama Ibrahim yang juga meninggal ketika masih kecil.
Di samping tiga anak laki-laki, Nabi ﷺ juga mempunyai empat anak perempuan dari Khadijah, yaitu Zainab., Ruqayyah, Ummu Kaltsum, dan Fathimah. Tiga yang pertama meninggal sebelum Nabi wafat.
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu tentang siapa yang diangkat sebagai Nabi-Nabi yang terdahulu dan siapa yang diangkat sebagai Nabi penutup. Berikut hadis-hadis yang menerangkan tentang kedudukan Nabi Muhammad ﷺ sebagai Nabi penutup atau terakhir, di antaranya:
Dari Jabir bin Muth'im bahwa ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah bersabda, 'Aku punya beberapa nama: aku Muhammad, aku Ahmad, aku al-Mahi yang mana Allah menghapus kekufuran denganku dan aku al-hasyir di mana manusia dikumpulkan di bawah kakiku dan aku juga al-'aqib yang mana tidak ada lagi nabi sesudahku." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Dari Jabir bin 'Abdullah bahwa ia berkata, "Rasulullah bersabda, 'Posisiku di antara para nabi adalah seperti seorang laki-laki yang membangun rumah, dia menyempurnakan dan menghiasinya kecuali satu tempat batu (bata yang belum dipasang). Orang yang memasuki rumah itu dan melihatnya berkata, 'Alangkah bagusnya rumah ini, kecuali satu tempat batu (bata yang belum dipasang), maka akulah batu (bata yang belum dipasang) itu, di mana aku menjadi penutup kenabian." (Riwayat Muslim)
Hadis lainnya Dari Abu Hurairah bahwa ia berkata, "Rasulullah bersabda, 'Aku dilebihkan dari para Nabi dengan enam hal: 1) Aku diberi kalimat yang singkat tapi padat (luas maknanya). 2) Aku ditolong dengan (diberi rasa) ketakutan (bagi musuh). 3) Dihalalkan bagiku rampasan perang. 4) Allah menjadikan bagiku bumi itu suci (untuk tayamum) dan menjadi masjid. 5) Aku diutus kepada seluruh makhluk, dan 6) Aku dijadikan sebagai penutup para nabi." (Riwayat Muslim dan at-Tirmidzi)
Dari Anas bin Malik bahwa ia berkata, "Rasulullah bersabda, 'Kerasulan dan kenabian telah terputus, tidak ada lagi rasul dan nabi sesudahku." (Riwayat Ahmad).
Demikianlah, Nabi kita itu istimewa sekali. Allah saja mengistimewakannya. Allahumma Sholli Alaa sayyidina Muhammad.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”