Oleh: Murli Ummu Arkan
Sobat, sebagai manusia kadang dalam hidup kita merasakan saat senang dan saat susah. Kadang kita berada di atas kadang berada dibawah. Tahukah bahwa kita hidup akan selalu diuji oleh Allah ﷻ? Susah senang semua itu adalah ujian dari Allah ﷻ.
Maka janganlah kita mengingat Allah ﷻ hanya di saat-saat kita susah, namun kita melupakan Allah ﷻ di saat kita diberikan kenikmatan dan kesenangan. Ingatlah Allah ﷻ di saat kita susah dan di saat kita senang. Memang kita selalu berharap kita akan selalu berada pada kondisi senang. Namun kita juga tidak bisa menolak rahasia hidup dari Allahﷻ, bahwa hidup ini selalu berputar.
Terkadang dunia ini melenakan. Maka dari itulah dunia ini disebut tipu daya. Disaat kita mendapatkan kenikmatan-kenikmatan dunia, kadang hal itu bisa melalaikan kita pada Dzat yang telah memberi rezeki. Seakan-akan kesuksesan dan kesenangan itu kita dapatkan dari jerih payah usaha sendiri. Ingatlah, tanpa izin Allah, jerih payah kadang belum tentu menghasilkan kesuksesan. Maka perlu bagi kita untuk melibatkan Allah ﷻ dalam hal ini agar tidak sekedar berbuah kesuksesan namun juga ketakwaan.
Sobat, janganlah kita mengingat Allah ﷻ hanya di saat-saat bencana atau musibah datang. Namun, kita lupa di saat Allah ﷻ memberikan nikmat-Nya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَاِ ذَا مَسَّ الْاِ نْسَا نَ ضُرٌّ دَعَا نَا ۖ ثُمَّ اِذَا خَوَّلْنٰهُ نِعْمَةً مِّنَّا ۙ قَا لَ اِنَّمَاۤ اُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ ۗ بَلْ هِيَ فِتْنَةٌ وَّلٰـكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ
"Maka apabila manusia ditimpa bencana dia menyeru Kami, kemudian apabila Kami memberikan nikmat Kami kepadanya dia berkata, "Sesungguhnya aku diberi nikmat ini hanyalah karena kepintaranku." Sebenarnya, itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS. Az-Zumar 39: Ayat 49)
Sobat, apalah arti kenikmatan dunia ini? Jika dibandingkan dengan kenikmatan surga, kenikmatan dunia hanyalah serupa saat jari kita masukkan ke dalam air laut lalu meneteslah air laut itu dari jari kita. Tetesan air laut dari jari kita itulah kenikmatan dunia. Sedangkan kenikmatan surga adalah seperti air laut yang melimpah ruah. MasyaAllah, begitulah perumpamaan perbandingan nikmat dunia dan nikmat akhirat.
Teringat dengan kisah-kisah para sahabat Rasulullah ﷺ yang kekeh dengan zuhudnya pada dunia ini. Seperti halnya kisah Abdullah bin Umar bin Khattab. Beliau adalah salah satu sahabat yang dikaruniai Allah umur yang panjang, kekayaan, harta melimpah ruah, jabatan tinggi dan kesuksesan. Meski beliau merasakan pola hidup yang berubah di masa pemerintahan Bani Umayyah yang banyak orang terpukau dengan perluasan dan segala kemegahan yang dihasilkan, beliau tetap menjalani hidup dengan kesucian, kesholihan dan kezuhudan. Beliau tidak mau sibuk dengan kemegahan tersebut, justru beliau lebih mengutamakan peningkatan ruhaninya dan terus mengingat Allah ﷻ. Beliau belanjakan hartanya di jalan Allah ﷻ.
Maka dari itu Sobat, masihkah kita mengejar duniawi dan kebahagiaan jasmani saja? Hanya ingat Allah ﷻ disaat-saat susah saja, namun di saat senang kita lupakan Allah ﷻ. Naudzubillahimindzaalika semoga tidak.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”