Oleh: Murli Ummu Arkan
Sobat, pernahkah kita merasa Allah ﷻ tidak adil kepada kita? Merasa dari dulu hingga kini hidup selalu berada dalam keadaan susah, miskin, sempit, dan lain sebagainya. Sedangkan hidup orang lain terlihat aman, nyaman, gemah ripah loh jinawe. Merasa apa yang kita inginkan jauh tidak kunjung datang. Pingin kaya tak kaya-kaya meski sudah berusaha semaksimal mungkin. Pingin punya anak tak hamil-hamil meski sudah ikhtiar berobat kemana-mana. Pingin punya anak perempuan yang lahir laki-laki. Dicoba lagi keluarnya laki-laki. Pingin setop punya anak ternyata masih bisa hamil lagi padahal sudah jalani KB. MasyaAllah semua itu adalah rezeki dari Allah ﷻ.
Sobat, rezeki dari Allah ﷻ itu adalah qadha' dari-Nya. Rezeki itu sudah diatur oleh-Nya. Setiap orang di dunia ini takaran rezekinya berbeda-beda. Tidak heran jika kita melihat ada saudara dalam satu keluarga mereka ada yang miskin dan ada yang kaya. Meski ada juga yang dalam satu persaudaraan, kita melihat mereka kaya semua atau bahkan miskin semua.
Sobat, saat Allah ﷻ memberikan rezeki kepada kita, Allah ﷻ tahu kondisi kita masing-masing. Allah ﷻ lah yang tahu kondisi kita, apakah kita pantas mendapatkan rezeki yang banyak atau sedikit. Meski rezeki harus dijemput dengan usaha namun Allah ﷻ lah Sang Pemilik Rezeki dan yang memutuskan, seberapa besar rezeki kita.
Bisa jadi, saat Allah ﷻ memberikan rezeki yang pas-pasan kepada kita, Allah ﷻ bermaksud agar kita terjaga dari sifat sombong, congkak, dan takabbur apalagi jika sampai melalaikan Allah ﷻ. Bisa jadi, saat Allah ﷻ memberikan kita rezeki yang kurang, Allah ﷻ menginginkan kita lebih dekat dengan-Nya. Lebih kenceng taqarub Ilallah dan semakin rajin berdoa kepada-Nya. Jadi, saat hidup susah datang jangan justru berputus asa yang bisa menjerumuskan kita pada kemaksiatan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَوْ بَسَطَ اللّٰهُ الرِّزْقَ لِعِبَا دِهٖ لَبَغَوْا فِى الْاَ رْضِ وَلٰكِنْ يُّنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَّا يَشَآءُ ۗ اِنَّهٗ بِعِبَا دِهٖ خَبِيْرٌۢ بَصِيْرٌ
"Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Mengetahui terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya, Maha Melihat." (QS. Asy-Syura 42: Ayat 27)
Nah, ayat diatas Allah ﷻ berfirman bahwa jika sekiranya Allah ﷻ melapangkan rezeki hambanya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas. Melampaui batas disini tentu yang dimaksud adalah sifat-sifat yang tidak sesuai syara'. Akhirnya yang terjadi mereka kufur terhadap kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah ﷻ dan menjadikan mereka gelap mata melakukan apapun sesuai keinginan hawa nafsu. Apalagi jika sudah terpatri dalam pikirannya dengan uang berkuasa dan bisa lakukan apapun. Sehingga mudah untuk mereka melakukan perbuatan yang melampaui batas. Wah... Wah... Bahaya kan? Mereka akan menjadikan uang sebagai Tuhannya.
Pernahkah kita melihat, ada seorang yang kaya, bisnis lancar, kesehatan prima, keluarga tidak bermasalah tapi ibadah tidak jalan, semakin sombong, congkak dan takabbur. Tentu hal ini sudah melampaui batas bukan? Apalagi jika sudah masuk kategori istidraj. Naudzubillahimindzaalika... Semoga kita terhindar dari itu.
Maka bersyukurlah atas rezeki yang sudah Allah ﷻ berikan. Jika kita diberikan rezeki dengan takaran yang sedikit tetap syukurilah dan jangan berputus asa dengan melakukan hal-hal yang keji dan haram. Dan seandainya Allah ﷻ memberikan rezeki kita dengan takaran yang lapang maka syukurilah, jadikan wasilah lebih dekat dengan Allah ﷻ dan jangan menjadikan kita orang-orang yang melampaui batas lalu membuat kita jatuh pada kumbangan Istidraj.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”