Oleh: Titin
Owner Angkringan Jahe Merah
Janji adalah hutang. Kedudukan janji dalam Islam telah dijelaskan dalam firman Allah ﷻ:
وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا ۚ إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. (QS. An-Nahl Ayat 91)
Allah memperingatkan kepada hamba-Nya, bahwa sangat besar dosa bila seseorang mengatakan sesuatu yang tidak ia kerjakan. Hendaknya cek kesadaran itu pada Firman Allah ﷻ berikut:
كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS. As-Saff Ayat 3)
Ayat ini berlaku bagi siapa saja, baik masyarakat maupun pemimpinnya. Menepati janji adalah merupakan perwujudan iman yang kuat, budi pekerti yang agung, dan sikap yang berperikemanusiaan pada seseorang juga rakyat. Sikap ini akan menimbulkan rasa kepercayaan dan penghormatan kepada seseorang atau masyarakat.
Sebaliknya menyalahi janji menunjukkan lemahnya iman pada dirinya. Inilah sifat tingkah laku yang jelek dan tidak berperikemanusiaan. Selanjutnya hanya akan menimbulkan saling curiga dan dendam dalam masyarakat.
Kurang shahih seperti apa Al-Qur’an itu. Jauh sebelum adanya negara Indonesia sila kedua Pancasila sudah Allah atur dalam Al-Qur’an. Bagi yang tidak mengimani, silakan lewat dari pintu mana saja untuk menolaknya, Al-Qur’an dan peraturan hidup yang lain siap menjawab tepat dan memuaskan akal.
Tentang ingkar janji, agama Islam sangat mencela kepada orang yang suka berdusta dan menyalahi janjinya. Maka agar sifat tercela itu terhapus dan tidak dipunyai oleh orang-orang beriman, hendaknya segara menepati janjinya dan berkata yang benar. Dan janganlah marah bila ditagih atau di ingatkan terkait janji. Sebab orang yang mengingatkan adalah orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, mereka tidak ingin saudaranya salah dalam pandangan Allah dan Rasul-Nya itu.
Lalu pada saat ini faktanya seperti apa? Ada sekelas pemimpin suatu negeri sering sekali mengingkari janjinya dan bahkan melakukan persekusi, diskriminasi, demonisasi, menzalimi rakyatnya, bahkan membuat rakyatnya keluar dari cobaan pandemi dengan usaha sendiri. Apakah ini ciri orang beriman?
Dalam surat As-Saff Ayat 2 Allah ﷻ berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (QS. As-Saff Ayat 2)
Andaikan semua kaum muslimin ingat akan kekurangan-kekurangan yang ada pada diri mereka dan mengatakan sesuatu perkataan lalu mereka mengerjakannya. Maka mereka termasuk dalam ciri golongan orang yang beriman. Dan bukan menjadi orang yang munafik.
Dalam sebuah hadits disebutkan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ : إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah ﷺ, belia berkata, “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga; Apabila berbicara dia berdusta, bila dia berjanji dia mengingkari dan bila diberikan amanat dia berkhianat.” (HR. Bukhari, no. 33)
Jika seorang muslim melaksanakan tuntunan yang ada dalam Islam maka orang tersebut tidak akan berdalih belum mampu melaksanakannya (padahal dia telah berjanji). Sebab, dia memahami bahwa janji adalah hutang, dan hutang wajib di bayar. Jika tidak, maka kelak akan ditagih di hari pembalasan.
Betapa indahnya bila suatu negeri beriman dan bertakwa dari pemimpin hingga rakyatnya, sebagaimana firman Allah ﷻ:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-A’raf Ayat 96)
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang beriman dan menepati janjinya. Maka hanya orang-orang yang bertakwa kepada Allah dan Rasul-Nya, hamba seperti ini lah yang akan dibanggakan di depan malaikat-Nya. Maka siapkan diri saat ini juga untuk menjadi seorang muslim beriman dan bertakwa dengan memulainya dari menepati janji serta perkuat ibadah dan berhenti menghamba kepada sesama manusia, karena sesungguhnya hanya Allah ﷻ yang pantas disembah.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”