Oleh: Titin
Owner Angkringan Jahe Merah
Kembali terjadi, di penghujung bulan Rajab yang di muliakan. Seorang publik figur nasional Kemenag memperolok-olokkan agamanya sendiri. Suara azan disandingkan dengan gonggongan anjing. Gempar proteslah menamparinya. Baik dari tiap kuping muslim yang waras, maupun dari non muslim. Terasa aneh memang ada apa kiranya dengan azan? Panggilan waktu masuk sholat itu? Yang tak pantas dibandingkan, di sandingkan pun diklarifikasi perumpamaannya dengan gonggongan anjing.
Padahal lantunan TOA masjid yang saling bersahutan mengingatkan sholat siapa saja, itu saja masih banyak yang meninggalkannya. Siapakah tuan, yang masih mengerjakan sholat ketika azan?
Nah kecuali ini terjadi di negara kafir. Sunyi, padahal azan sangat layak berkumandang di negara muslim terbesar ini. Sampai di sini tentu kita tidak salah mengoreksi mana yang punya akal sehat dan mana yang tidak punya akal sehat, kan?
Dengan kesadaran akalnya yang terbius bukankah ini mengharapkan banget azab Allah? Firman Allah SWT yang suci mengingatkan kita:
وَلَئِنْ أَخَّرْنَا عَنْهُمُ الْعَذَابَ إِلَىٰ أُمَّةٍ مَعْدُودَةٍ لَيَقُولُنَّ مَا يَحْبِسُهُ ۗ أَلَا يَوْمَ يَأْتِيهِمْ لَيْسَ مَصْرُوفًا عَنْهُمْ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
Dan sungguh, jika Kami tangguhkan azab terhadap mereka sampai waktu yang ditentukan, niscaya mereka akan berkata, "Apakah yang menghalanginya?" Ketahuilah, ketika azab itu datang kepada mereka, tidaklah dapat dielakkan oleh mereka. Mereka dikepung oleh (azab) yang dahulu mereka mengolok-olokkannya (Q.S. Hūd Ayat 8)
Mereka kelak yang mengolok-olok akan diganjar, dikepung oleh azab yang dahulu mereka perolokkan. Tentu hanya imanlah sebagai modal untuk mempercayainya. Sebab jika tidak maka tiada alat shahih yang bisa mengekangnya.
Namun semakin menjamurnya pengolok-olok agama, yang notabene pemimpin, penguasa negara juga terdiam bahkan tanpa ada tindakan tegas untuk memberantas. Maka semakin terlihat dan bisa membuka mata publik, bahwa beginilah bobroknya wajah sistem sekuler kapitalis. Membolehkan apa saja, malah semakin menjadi pendukung untuk menjauhkan agama Islam dari kehidupan. Iya fakta membuktikan!! Dari dahulu hingga kini adakah sanksi tegas pelaku pengolok-olok ini? Adem dan ditimpa dengan gejolak baru yang digoreng.
Tetapi sebegitu banyaknya makluk yang tak peduli akan kebobrokan, kezaliman, penistaan/pengolok-olok agama dan Rasul-Nya, masih ada golongan yang menyuarakan kebenaran. Mendakwahkah Islam mengikuti cara dakwah Rasullullah ﷺ. Menyampaikannya terus dan istiqomah di jalannya. Mereka ingin dan yakin akan sabdanya. Ingin menjadi sahabatnya di akhir zaman ini. Yakin tentang hadisnya bila kelak Islam akan kembali memimpin dunia lagi. Sehingga mereka tetap setia jiwa raga menyampaikan ke umat bahwa bisyarah Rasul akan terjadi. Bahkan mereka berazam ada ataupun tidak ada mereka Islam pun akan tegak.
Jadi fakta yang bergulir, nestapa yang terus mengalir, kerusakan-kerusakan yang membelalakkan mata, kelaparan dan kemiskinan yang menghimpit, kriminalisasi bahkan sampai moderasi. Termasuk penista/pengolok-olok ajaran agama Islam, adalah produk, wajah, dan kedok pembuka dari sebuah perusahaan raksasa sistem sekuler kapitalis. Yang sebentar lagi akan hancur. Tersebab semua sudah sama rata, sama rasa dirasakan umat yaitu susah hidup, di ladang sumber daya alam yang melimpah ruah.
Maka saatnya umat menggeliat membandingkan zaman. Zaman tegakkan peradaban Islam dahulu dengan sekarang. Bahwa saat ini sadar maupun tidak berada di zaman penjajahan, penjarahan dan kriminalisasi. Siapapun tidak tahan pada situasi seperti ini. Maka bayang-bayang mereka melayang pada zaman kejayaan Islam, jangan salahkan bila mereka ingin merengkuh lebih dekat lagi. Mengembalikan kenyataannya dengan peradaban Islam. Subur makmur, penuh nikmat dan Rahmat bagi seluruh alam, berbeda dengan kondisi zaman ini. Yang mana di sana terdapat aturannya tegas karena bernash. Bila ada penista atau pengolok langsung ditebas biar virusnya tidak bertebaran bebas.
Semangat menyambut ambruknya sekuler kapitalis menuju tegaknya peradaban Islam, agar tidak ada lagi yang mengolok-olok agama Islam. Karena sanksinya adalah nyawanya.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”