Oleh: Yati Azim
Fitrah manusia menyukai kesenangan. Apalagi kesenangan dunia yang langsung bisa ia faktai. Sayangnya, jika salah dalam memahami dunia maka insan ini akan terlena. Misal, dengan kekayaan yang dimiliki maka ia bisa melakukan apa saja. Apalagi di tengah kehidupan yang segalanya dihargai dengan uang. Apapun akan menjadi mudah. Ya, begitulah pandangan di kehidupan sekarang.
Begitu juga dengan jabatan, manifestasi dari naluri baqo ini akan semakin digandrungi. Banyak yang ingin meraih kursi kekuasaan. Menjabat di pemerintahan. Ya, ini tak asing lagi. Hingga, ada yang bermusuhan sebab tak bisa meraih keinginan untuk berkuasa, sikut-sikutan. Well, dengan jabatan ia akan dilayani, diperhatikan, disorot media, dan jabatan itu juga yang menghantarkan seseorang meraih materi. Ini yang bisa kita lihat saat ini. Ya, hari ini.
Pun dengan keturunan. Siapapun pasti bangga dengan keturunan yang bisa memberikan warna baru dalam kehidupan. Wajar, sebab keturunan ini yang kelak menjadi penyambung nasab. Hingga, ada yang fokus menyiapkan keturunannya dengan pengasuhan serta pendidikan terbaik.
Namun sayang, kadang ada yang keliru dalam menyiapkan generasi. Acap kali, disekolahkan tinggi-tinggi hanya agar mudah meraih pekerjaan yang mapan. Seharusnya, tak perlu begitu.
Kesenangan duniawi ini sangat dekat dengan kita. Meraihnya pun sangat bisa, apalagi jika dunia sudah menjadi prioritas. Hingga, ada yang sangat fokus mengejar dunia tapi kemudian lupa dengan hakikat dunia diisi seperti apa. Tersebab ambisi, eh lupa waktu sholat, protes soal halal-haram, aurat bukan malunya manusia. Ya, lupa menjadikan dunia sebagai lahan yang diisi amal, dan lainnya.
Lupa ini yang seharusnya kita waspadai. Jangan sampai menyelisihi sedikitpun dari niat dan cara yang benar. Tentu niat dan caranya haruslah sesuai dengan standar syariat. Sebab, benar atau salah sudah ada standar bagi insan-Nya yang ingin meraih bahagia sejati.
وَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَزِينَتُهَا ۚ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
"Dan apa saja (kekayaan, jabatan, keturunan) yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Tidakkah kamu mengerti?" (TQS. Al-Qasas: 60)
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”