Oleh: Wina Fatiya
Jika rahasia alam semesta sudah tersibak, lalu menyingkap apa yang ada di baliknya, tentulah keyakinan tentang adanya Tuhan semesta alam itu akan tumbuh.
Keyakinan bahwasanya tidak mungkin alam semesta yang terbatas dan saling ketergantungan satu sama lain itu ada dengan sendirinya. Tiba-tiba ia hadir dengan segala keteraturan dan keajaiban yang bisa dipelajari manusia adalah jalan cerita yang kurang memuaskan logika.
Begitupula dengan rahasia manusia. Jika manusia diceritakan sebagai makhluk yang ada dengan sendirinya di tengah kecanggihannya yang luar biasa, itu adalah cerita yang kurang bijaksana, karena kecanggihannya itu pasti muncul dari suatu kerumitan berbagi proses yang saling bersinergi satu sama lain. Sinergi itu tak mungkin tiba-tiba, pasti ada yang menyinergikannya.
Lalu jalan ceritanya berkembang bahwa manusia adalah spesies paling tinggi dalam hierarki evolusi. Ada proses mutasi random dan juga seleksi alam yang membuat manusia saat ini masih ada dengan banyak variasi jenisnya.
Jika ada mutasi dan seleksi, berarti sebelumnya ada manusia pertama atau beberapa manusia yang mungkin bermutasi. Nah, pertanyaannya, manusia ini darimana? Ia diciptakan siapa? Bagaimana prosesnya? Untuk apa ia diciptakan? Bagaimana ia harus menjalani kehidupan di bumi?
Sekelumit pertanyaan itulah yang paling mungkin menghinggapi akal. Lantas darimana kita mendapatkan jawaban yang benar untuk semua pertanyaan itu?
Di sinilah urgensinya ada risalah dari pencipta manusia. Risalah itu harus terbukti benar-benar berasal dari pencipta. Keyakinan terhadap sumber risalah itu akan menentukan sejauh mana kita yakin dengan isinya.
Al-Qur'an secara aqli dan naqli sudah terbukti kebenarannya. Secara aqli, kemungkinan bahwa Al-Qur'an itu adalah karangan orang Arab sudah terbantahkan di masa turunnya Al-Qur'an itu sendiri. Bahkan tantangan demi tantangan sudah dilayangkan oleh-Nya untuk meyakinkan manusia pada masa itu bahwa Al-Qur'an bukan berasal dari manusia.
Kemungkin bahwa Al-Qur'an itu dibuat oleh Nabi Muhammad ﷺ juga sudah terbantahkan. Nabi Muhammad ﷺ adalah salah seorang yang ummi. Ketika Al-Qur'an diturunkan bersamaan dengan hadis Nabi, para sahabat dan orang lain yang mendengar ucapan Rasulullah ﷺ, mereka dapat membedakan dengan jelas mana wahyu Al-Qur'an dan mana lisan Rasulullah ﷺ sendiri. Dengan demikian kemungkinan yang ini juga terbantahkan.
Akhirnya tersisa satu kemungkinan yaitu Al-Qur'an itu benar berasal dari Sang Pencipta. Inilah kemungkinan yang paling logis dan tak terbantahkan. Itu secara penelusuran aqli.
Bagaimana dengan penelusuran naqli? Di dalam Al-Qur'an, banyak sekali ayat yang menjelaskan bahwa Al-Qur'an itu berasal dari Allah ﷻ. Salah satu diantaranya adalah:
الر ۚ كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ
Artinya: "Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu," (QS. Hud ayat 1)
Jika terbukti secara aqli maupun naqli bahwa Al-Qur'an ini adalah kalam Allah ﷻ, lantas apa isinya? Harus diapakan isinya itu?
Salah satu yang paling menonjol dari isi Al-Qur'an adalah aturan hidup yang komprehensif bagi manusia. Ia tak mungkin ada cacat dan cela karena ia adalah kalam Sang Pencipta. Ia juga tidak mungkin menzalimi manusia karena setiap kewajiban dan ujian pastinya sudah disesuaikan dengan kemampuan manusia.
Untuk merunut aturan hidup ini, Al-Qur'an telah menjadi kitab yang menjadi sumber pengajaran bagi manusia. Sebagaimana tertera dalam ayat berikut:
وَّاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَمَآ اَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِّنَ الْكِتٰبِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗوَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ...
Artinya: "... Ingatlah nikmat Allah kepada kamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepada kamu yaitu Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah), untuk memberi pengajaran kepadamu. Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah ayat 231)
Pengajaran yang dimaksud adalah pengajaran seputar aturan kehidupan. Misalnya tentang puasa, Al-Qur'an mengajarkan bahwa puasa Ramadan itu wajib bagi orang beriman sebagaimana tertera dalam Surat Al Baqarah ayat 183. Empat ayat selanjutnya yakni sampai ayat 187 dibahas lebih detil tentang puasa. Siapa saja yang kena uzur puasa, apa yang membatalkan sampai keutamaan puasa juga ada di ayat-ayat ini.
Belum lagi pengajaran puasa nazar dalam Qur'an surat Maryam ayat 26, serta puasa kafarat dalam Qur'an surat Al Mujadalh ayat 4. Inilah pengajaran Al-Qur'an yang memudahkan manusia untuk memahami karakteristik hidupnya.
Pengajaran-pengajaran lain seputar hukum dan aturan Islam, jelas ada di dalam Al-Qur'an. Pengajarannya begitu komprehensif dan tak mungkin tertandingi. Inilah salah satu wujud mukjizat terbesar Rasulullah ﷺ sampai akhir zaman kelak.
Oleh karena itu wajib bagi kita untuk mereguk pelajaran dari Al-Qur'an. Baik belajar baca-tulisnya, isinya, tafsirnya, tadabburnya dan lainnya.
Dengan kita menggali pelajaran dari Al-Qur'an, maka yang akan kita peroleh adalah berbagai keutamaan. Diantaranya yaitu:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Artinya: "Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mujadalah ayat 11)
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ...
Artinya: "...Katakanlah: 'Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?' Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (Qs. Az-Zumar: 9)
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”