Oleh: Enny Ummu Almira
Akhir-akhir ini kita di hebohkan dengan berita tentang crazy rich. Apa itu crazy rich? Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, crazy rich artinya super kaya. Julukan ini biasanya ditujukan untuk pengusaha, artis, sosialita, hingga pejabat mendapatkan julukan crazy rich untuk menggambarkan seberapa kaya mereka.
Secara khusus, julukan crazy rich dialamatkan pada orang-orang dengan kekayaan berlimpah yang memiliki berbagai bisnis, rumah dan mobil mewah, hingga mereka yang sering memamerkan gaya hidup khas kalangan kelas atas.
Bagaimana Islam memandang hal ini? Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ
الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ
"Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya," (QS. Al-Humazah 104: Ayat 1-2)
Di ayat pertama Surat Al humazah di atas di jelaskan bahwa akan celaka orang yang mengumpat dan mencela, baik dengan ucapan atau isyarat, dan demikian pula pencela dengan menampilkan keburukan orang lain untuk menghinakannya. Perbuatan ini berdampak buruk dalam pergaulan karena mencoreng wibawa dan kehormatan seseorang, serta menghilangkan kepercayaan kepada orang tersebut. Dan Allah ﷻ ancam dengan azzab di akhirat kelak.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-hujurat 49: 12).
Sedangkan di ayat yang ke dua yaitu orang yang mengumpul-ngumpul harta dan menghitung-hitungnya. Sesuai dengan pembahasan tentang crazy rich tadi, ayat ini cocok diterapkan, di mana keadaan crazy rich adalah sibuk mencari harta, kemudian mengumpulkan harta, lalu di pamerkan dan berfoya-foya. Apalagi setelah kasus penangkapan 2 orang crazy rich yang terlibat kasus penipuan.
Sistem yang ada di negara ini juga mempengaruhi gaya hidup masyarakat, mengapa? Karena sistem kapitalisme dengan faham sekularismenya membuat seolah standar kesuksesan itu dari banyaknya harta, bahkan menjadi standar kebahagiaan, sehingga orang berlomba-lomba dan bermimpi ingin menjadi orang kaya, bahkan ada yang menghalalkan segala cara.
Jadi jika dikaitkan dengan dua ayat di atas, bisa jadi crazy rich termasuk golongan yang celaka jika cara memperoleh dan membelanjakan hartanya tidak di jalan Allah ﷻ. Belajar dari kisah Abdurrahman bin Auf, yang menangis karena ingin miskin tapi selalu gagal, karena setiap mendapatkan harta selalu di belanjakan di jalan Allah ﷻ, sehingga sesuai janji Allah ﷻ yang tertulis dalam Surat Al-Baqarah ayat 261,
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah 2: 261)
Itulah bedanya crazy rich orang awam versus orang faham.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”