Oleh: Yuliati Sugiono
Khasiat atau potensi manusia ada tiga: gharizah, hajah udhuwiyah dan tafkir.
Pembahasan tentang gharizah
Manusia itu materi, ruh diberikan belakangan yang dinamakan sirul hayah. Ruh itu menjadikan potensi hidup. Tergambar pada kehidupan.
Gharizah itu khasiat pada manusia, yang mendorong untuk cenderung kepada sesuatu, untuk memuaskan sesuatu di dalam dirinya. Para peneliti berbeda pendapat tentang jumlah gharizah. Karena tidak mampunya indra melihat langsung gharizah itu. Dan tidak mampunya akal memikirkannya. Sebagian ulama menganggap penampakan gharizah itu sebagai gharizah. Contoh rasa ingin tahu, mencintai, memiliki, takut, dsb. Maka banyak sekali jenis gharizah.
Setelah mendalami gharizah ada tiga kelompok:
1. Gharizah baqo'
Cinta tanah air, rasa takut, mencintai kekuasaan, masuk ke dalam melayani eksistensi baqo.
2. Gharizah nau'
Rasa kasihan, rasa keibuan, kebapakan, menghasilkan amal-amal yang melayani nau', agar tetap lestari.
3. Gharizah tadayun
Beribadah kepada Allah, mencari pencipta yang maha sempurna. Sementara makhluk semuanya bersandar kepada Allah.
Gharizah adalah kekhususan yang terdapat pada manusia untuk menjaga eksistensi manusia, ada secara fitrah dan tidak bisa diindra, tapi yang terindra penampakannya saja.
Allah telah menciptakan manusia lengkap dengan khasiatnya. Dan Allah mengilhamkan cara menggunakannya. Musa berkata "Tuhan kami yang telah memberikan kepada segala sesuatu itu khasiatnya." Seperti khasiat api adalah membakar, khasiat pisau memotong dsb. Dimana khasiat ini berfungsi untuk mengerjakan semua aktivitas.
Diciptakan hewan lengkap jantan dan betina, secara naluri mereka diilhamkan oleh Allah ﷻ bagaimana pembuahan sehingga terjadi perkembangbiakan.
Di surat An Nahl ayat 68 Allah mewahyukan pada lebah supaya membuat sarangnya di gunung-gunung. Maka lebah bisa membuat sarang di gunung-gunung dan bukit-bukit. Binatang ternak diciptakan supaya manusia bisa memiliki ternak yang masuk hubbu tamaluk (suka memiliki).
Ibrahim memohon keturunannya menjadi imamah/pemimpin. Cinta kepada keturunan termasuk penampakan gharizah nau'. Maka Ibrahim berdoa karena cintanya pada anak keturunannya. Allah menjawab bahwa kepemimpinan itu hanya untuk keturunannya yang salih saja. Bukan untuk yang dzalim.
Nabi Yusuf diajak berzina oleh istri pemimpin di Mesir. Penampakan gharizah nau' pada wanita itu dan nabi Yusuf. Tapi Allah memberi tanda memperlihatkan sesuatu untuk mencegahnya. Yusuf pun menolak karena melihat peringatan dari Rabbnya. Burhan pemikiran itu terlintas dari nabi Ibrahim sampai ayahnya semua keturunan mulia, maka kalau dia melakukan maka mencoreng nama baik keluarganya.
Manusia apabila ditimpa mudharat, maka memohon pertolongan kepada Allah dengan kembali taat (inabah). Kami takut pada hari dimana tak ada pertolongan. Ketika Kalimantan banjir, muncul rasa takut kepada azab Allah, itu termasuk penampakan gharizah tadayun.
Khauf adalah madzhar gharizah tadayun. Manusia tidak bisa menghilangkan gharizah yang lain, tapi digantikan oleh madzhar yang lain. Misalnya cinta kepada istri bisa menggantikan cinta kepada ibu, akhirnya lebih sayang kepada istrinya.
Orang yang mencintai kekuasaan bisa ditutupi dengan cinta harta, atau bahkan dua-duanya. Bisa menyembah manusia. Tapi tidak menghapus semua gharizah, karena gharizah bagian substansi manusia itu sendiri.
Apabila madzhar itu untuk melayani baqo' maka masuk gharizah baqo. Jika melayani gharizah nau' maka masuk gharizah nau'. Madzhar itu bukan amal. Kecenderungan punya harta tidak sama dengan memiliki harta.
Kecenderungan untuk mendapatkan rida Allah, hanya kecenderungan saja tidak bisa memuaskan gharizah tadayun. Pada gharizah nau', kecenderungan pada lawan jenis tidak bisa memuaskan, jimak baru bisa memuaskan.
Jimak tanpa ada keturunan maka tidak terealisasi gharizah nau'. Madzahir adalah saluran yang menarik yang bisa melayani gharizah dari luar.
Gharizah baqo untuk menjaga kelestarian manusia. Yang menjadi cabang-cabangnya menjadi kekuatan yang berbeda mengikuti macam-macam rangsangan.
Kita temukan orang yang penuh vitalitas yang ingin memenuhi semua gharizahnya. Kita temukan juga yang lemah, sedikit juga sudah cukup. Keterikatan pada ibu membuat seseorang tidak mau menikah. Gharizah nau' mulai melemah ketika sudah tua dan lebih kuat gharizah tadayunnya dengan lebih banyak taqarub kepada Allah.
Perbedaan pada manusia itu menjadikan ada amal-amal yang tidak bisa dilakukan orang lain. Bisa karena perbedaan usia. Menjadikan kekuatan manusia akan pemuasan gharizah berbeda, terpengaruh lingkungan.
Ada isbak/pemenuhan yang benar dengan cara yang syar'i. Pemenuhan gharizah nau' dengan menikah antara laki-laki dan perempuan. Bukan laki-laki dengan laki-laki. Adapun laki-laki mendatangi perempuan yang tidak halal baginya maka ini bertentangan dengan nidzam yang benar. Ini menyimpang.
Beribadah kepada Allah dengan cara dia sendiri maka ini pemenuhan yang salah meskipun tujuannya mendapatkan rida Allah. Adapun menyembah berhala, pemuasan yang menyimpang. Karena berhala tidak punya sifat yang bisa memuaskan gharizahnya. Gharizah tadayun ada perasaan lemah membutuhkan kepada yang disembah dan berhala tidak memenuhi itu.
Pemuasan gharizah baqo dengan membeli adalah cara yang benar, mencuri merupakan pemenuhan yang salah. Berdagang khamr dan babi supaya punya harta, maka kepemilikannya ini salah, pemuasan yang menyimpang. Karena memiliki khamr dan babi tidak ada nilainya dalam Islam. Kepemilikan barang haram tidak memuaskan gharizah baqo.
وَكُلُوا۟ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ حَلَٰلًا طَيِّبًا ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِىٓ أَنتُم بِهِۦ مُؤْمِنُونَ
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezkikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (QS. Al-Ma’idah Ayat 88)
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”