Oleh: Wina Fatiya
Allah ﷻ berfirman:
اَفَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنٰكُمْ عَبَثًا وَّاَنَّكُمْ اِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ
Artinya: "Maka apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?" (QS. Al-Mu'minun Ayat 115)
Banyak orang hari ini tidak percaya akan adanya akhirat. Mereka serta merta menjalani kehidupan tanpa dikaitkan dengan kehidupan setelah dunia. Sungguh miris. Akhirnya mereka hidup seenaknya tanpa memperhatikan halal haram.
Pernahkah kita berpikir, bagaimana kita diciptakan? Untuk apa kita hidup di dunia? Apa maksud Allah ﷻ menciptakan kita?
Dalam ayat ini Allah ﷻ mengingatkan kepada kita bahwa Allah ﷻ tak main-main saat menciptakan kita. Allah ﷻ pula mengingatkan bahwa kita akan kembali pulang. Pulang ke hadapan-Nya kelak.
Tentu kondisi manusia ketika kembali pulang itu dalam kondisi yang bermacam-macam. Ada yang bersih, wangi, bahkan bercahaya seolah siap bertemu dengan Allah dan Rasulullah.
Namun ada juga yang manusia yang kotor, bau dan bergelimang dengan kegelapan ketika dibangkitkan. Naudzubillai min dzalik.
Sebagaimana digambarkan dalam ayat:
يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ
Artinya: "Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,". (QS. Az-Zalzalah Ayat 6)
Digambarkan pula dalam ayat:
يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ
Artinya: "Pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram. Adapun orang-orang yang berwajah hitam muram (kepada mereka dikatakan), "Mengapa kamu kafir setelah beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu." (QS. Ali 'Imran Ayat 106)
Allah ﷻ tidak menciptakan kita main-main. Ada tujuan penciptaan manusia. Ada misi manusia ketika berada di bumi. Misi itu tetcantum jelas di dalam Al-Qur'an. Misi itu adalah beribadah kepada Allah ﷻ serta menjadi khalifah di muka bumi. Hal ini tercantum dalam ayat:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat Ayat 56)
Serta:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (QS. Al-Baqarah Ayat 30)
Lantas jika kontrak kita di dunia habis akan kemana kita setelah mati? Maka Allah menginformasikan bahwa sebaik-baik tempat kembali adalah akhirat.
Sebagaimana ayat:
يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
Artinya: "Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal." (QS. Al-Mu’min (Al-Ghaafir) Ayat 39)
Oleh karena itu sudah selayaknya kita mempersiapkan bekal pulang sebaik-baiknya. Kehidupan dunia ini hanya persinggahan sementara. Dan akhirat itulah yang abadi.
Rasulullah ﷺ bersabda, "Bagaimana aku bisa mencintai dunia? Sementara aku di dunia ini tak lain, kecuali seperti seorang pengendara yang mencari tempat teduh di bawah pohon untuk beristirahat sejenak, lalu meninggalkannya." (HR at-Tirmidzi)
Maksimalkan Amal untuk meraih kehidupan yang baik di akhirat adalah hal bijak yang harus kita lakukan. Semoa Allah ﷻ meridai kita untuk bisa kembali pulang pada-Nya dengan selamat.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”