Oleh: Ramsa
Semua manusia ingin hidup nyaman, tenang dan damai. Tidak akan suka hidup dalam konflik, apalagi konflik bersenjata tentu merupakan suatu yang tak nyaman. Namun bagi seorang Muslim yang mengerti pentingnya membela diri dari serangan musuh, jika kondisinya memaksa untuk membela diri maka melawan musuh pun harus dijalani, meski dengan senjata seadanya.
Kaum Muslim di Palestina tentu sama dengan Muslim di belahan bumi yang lain, ingin hidup nyaman. Namun tidak ada pilihan lain, saat negeri mereka di tindas, mereka dizalimi dan diserang bertubi-tubi, maka satu kata yang dilakukan yakni melawan.
Meski senjata tak secanggih musuh, pasukan dan perbekalan tak sesiap musuh yaitu Kaum Yahudi Israel yang berulang kali menyerang pemukiman kaum Muslimin di jalur Gaza. Bahkan serangan yang berulang ini tetap dilakukan saat bulan suci ramadan. Tampaknya bangsa Israel tak rela kaum muslim Palestina beribadah dengan tenang di bulan suci ini.
Bentrokan terjadi lagi di kompleks Masjid Al-Aqsa Yerusalem, pada Jumat (15/4/2022). Saksi mata mengatakan bahwa pengunjuk rasa Palestina melemparkan batu ke pasukan keamanan Israel, yang menembakkan peluru karet ke beberapa demonstran.
Warga Palestina dihadang oleh polisi Israel selama bentrokan terjadii di kompleks Masjid Al-Aqsa Yerusalem, pada Jumat (15/4/2022). Saksi mata mengatakan bahwa pengunjuk rasa Palestina melemparkan batu ke pasukan keamanan Israel, yang menembakkan peluru karet ke beberapa demonstran Masjidil Aqsa.
Dilansir The Guardian, Jumat (15/4/2022), bentrokan disebabkan pasukan Israel masuk sebelum shalat Subuh pada hari Jumat untuk memindahkan batu yang katanya telah dikumpulkan untuk mengantisipasi kekerasan.
Setidaknya sebanyak 200 orang terluka dalam bentrokan yang terjadi kemarin. Bentrokan itu terjadi di lokasi yang sama dengan bentrokan tahun lalu, di mana bentrokan menyebabkan perang 11 hari dengan militan Hamas di Jalur Gaza. (Tempo.com 16 April 2022)
Akar Masalah Palestina- Israel
Israel akan terus leluasa menyerang Palestina selama dunia diam, dan cenderung menganggap bahwa konflik ini hanya masalah interen kedua negara. Padahal sejatinya konflik ini adalah masalah keimanan dan perang ideologi. Karena Israel meyakini bahwa bumi Palestina adalah tempat suci milik mereka.
Sedangkan kaum Muslimin Palestina pun paham bahwa Palestina adalah tanah Kharijiyah, yakni tanah yang ditaklukan dengan peperangan. Perang untuk menaklukan kota suci Palestina dimulai di masa Pemerintahan Khalifah Umar bin Khaththab, dan ketika penjajah Israel pernah merebutnya dari kaum Muslimin, maka dengan semangat membara dan pasukan luar biasa akhirnya Palestina pun bisa ditaklukan dan diambil alih oleh Panglima hebat yakni Sultan Shalahuddin Al Ayubi. Pengambilalihan kota Palestina setelah berhasil mengalahkan pasukan Salib, dan perang ini masih menimbulkan dendam hingga hari ini.
Dengan perjuangan panjang dan melalui perang yang sangat lama kota suci kedua kaum muslimin bisa ditarik ke pangkuan kaum Muslimin. Namun kondisi ini tidak bertahan terlalu lama, tatkala institusi pelindung kaum muslimin yakni Negara Islam atau negara Khilafah dihancurkan oleh penjajah pada tahun 1924 maka tanah Palestina menjadi bulan-bulanan penjajah. Setiap saat dizalimi, di bom atau diambil wilayahnya sejengkal demi sejengkal tanpa ada yang bisa menghalangi.
Hingga akhirnya saat ini tanah Palestina hanya tersisa sedikit bahkan hampir semua sisi wilayahnya dikuasai Yahudi. Lalu sampai kapan tanah ini akan bisa terbebas dari serangan dan kezaliman yang luar biasa?
Kebebasan dan Kekuatan Bagi Palestina
Kebebasan bagi Palestina akan terjadi lagi di bawah komando panglima hebat sekaliber Khalifah Umar bin Al Khaththab radiyallahu anhu atau panglima Sulthan Shalahudin Al Ayubi masa kini. Panglima hebat itu hanya akan lahir dari rahim sistem Islam atau negara Islam. Sehingga yang dibutuhkan saat ini adalah pemahaman yang utuh bagi pemuda Islam bahwa akar masalah konflik ini adalah keimanan dan ideologi. Dan menyiapkan pemuda Islam yang hebat untuk kembali merebut kota suci Palestina, di bawah komando seorang Khalifah Insyaallah.
Sehingga yang jadi solusinya bukan perundingan, bukan pula hadirnya dua negara, melainkan mendudukan bangsa Israel sebagai musuh dan memeranginya agar tidak berani mengganggu keamanan Muslim Palestina hingga hari kiamat.
Sebab Palestina adalah tanah yang merupakan hak kaum muslimin hingga hari kiamat. Maka menjaganya, membela keamanannya merupakan bentuk pembelaan terhadap Islam, dan kaum Muslimin. Muslim tidak boleh menjadikan musuh Islam sebagai penolong. Hanya Allah dan kaum muslimin lah yang akan jadi penolong.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ قَدْ يَئِسُوا مِنَ الْآخِرَةِ كَمَا يَئِسَ الْكُفَّارُ مِنْ أَصْحَابِ الْقُبُورِ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa. (QS. Al-Mumtahanah Ayat 13)
Semoga di tangan generasi kita terlahir kesatria hebat yang siap menaklukan Palestina. Aaamiin.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”