Oleh: Yuyun Rumiwati
Tantang hidup di sistem sekulerisme sungguh luar biasa. Bukan sekedar tantangan hidup secara ekonomi dan kebutuhan jasadiyah, tantangan akidah pun tak kalah berbahayanya.
Kasus pernikahan beda agama yang akhir-akhir ini menjadi fenomena yang terus diblouw up tentu harus diwaspadai, agar akidah umat tidak mudah terdegradasi.
Dengan derasnya faham pluralisme (menyampaikan semua agama benar), mau tidak mau telah membawa dampak keyakinan umat pun untuk meyakini agamanya sebagai satu-satunya agama yang benar dan diridhai semakin mengendor.
Terlebih sistem yang tidak mendukung pada syiar Islam berakibat pada didiskreditkan hal-hal yang berbau Islam terus dicurigai dan dikurangi atas nama toleransi. Tengok saja isu pengecilan suara azan.
Namun, di satu kondisi yang sama hal yang tidak masuk akal dan bertentangan dengan akidah Islam didukung dan dicari-cari dalilnya agar diterima oleh publik. Tengok saja kasus pawang hujan. Dengan alasan kearifan lokal dan wasilah berdoa minta hujan. Kondisi ini pun diblouw up agar diterima dan diapresiasi.
Jika kita lihat secara detail beberapa fenomena miris di negeri ini, kita tidak boleh lupa akan peringatan Allah,
وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (QS. Ali Imran: 54)
Dari ayat di atas telah jelas, bahwa orang kafir tidak akan pernah diam dan Rida terhadap kondisi umat Islam. Akan selaku ada upaya untuk menjerumuskan bahkan dengan jalan tipu daya. Dan tipu daya dan makar itu jelas didukung oleh sistem liberalisme dan kapitalisme dan penjaganya lewat umala' (penguasa yang membenci Islam dan umat). Lalu, bagaimana cara menjaga akidah umat tersebut?
Beberapa hal yang harus diperhatikan:
Pertama: Memasifkan dakwah Islam kafah
Dakwah sebagai konsekuensi kewajiban tiap muslim sekaligus sebagai upaya mencerdaskan umat dan menjaga akidah umat harus terus dilakukan.
Jika syaitan musuh nyata manusia selalu berusaha mencari celah menggelincirkan manusia ke jurang kekufuran dan kemaksiatan maka kewaspadaan dengan benteng iman dan Islam yang kaffah pun harus ditingkatkan.
Bukankah dalan Al-Qur'an surat Al-Baqarah 208 sudah jelas bahwa seruan umat Islam untuk masuk Islam secara kafah dan larangan untuk mengikuti langkah syaitan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah: 208)
Begitu pun penancapan akidah melalui proses berfikir cemerlang harus terus dilakukan secara intensif. Sehingga pemahaman Surat Ali-Imran ayat 85 bisa dipegang secara kokoh, bukan sekedar Islam karena keturunan.
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS. Al-Baqarah: 85).
Dengan penanaman akidah yang kuat insyaallah tidak mudah terjerumus pada upaya pendakalalan akidah.
Kedua: Menjelaskan bahaya ide kebebasan "spilis" (sekulerisme, pluralisme, liberalisme).
Hal ini penting agar umat bisa membentengi dan waspada terhadap ide-ide barat yang merusak atau pun ide yang bermata dua semisal ide toleransi dan intoleran untuk menyudutkan umat dan menjauhkan umat Islam dari Islam yang seharusnya.
Betapa ide moderasi yang digencarkan akhir-akhir ini pun tidak boleh dipandang sebelah mata tapi ada agenda besar untuk menjauhkan umat dari keislamannya yang kokoh.
Ketiga: Solusi ideologis, solusi hakiki.
Betapapun upaya menjaga akidah umat tidak cukup dengan peran individu, kelurga, atau sekolah. Tapi juga harus ada peran negara yang tulus melindungi umat.
Terlebih kita mengetahui bahwa proses pendangkalan akidah akibat masalah sistem juga bukan sekedar murni masalah individu tapi juga sistem.
Maka sistem ideologi kapitalisme sekarang ya bercokol di bumi ini pun juga butuh diganti dengan sistem yang berasal dari sang maha pencipta dan sempurna. Inilah sistem Islam.
Islam sebagai ideologi telah terbukti 13 abad memimpin dunia. Dan mampu menjaga akidah umat dari ide-ide yang merusak.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”