Oleh: Enny Ummu Almira
Alhamdulillah masih dalam suasana Ramadhan penuh berkah. Berbagai sebutan yang baik, agung dan mulia untuk bulan Ramadhan ini, karena banyak sekali bertabur kebaikan baik siang maupun malam. Sehingga kita dengan mudah dan kondusif dapat belajar menjadi manusia yang bertakwa, seperti di anjurkan oleh Allah ﷻ dalam Al-Qur'an.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 102)
Mengutip dari tafsir menurut Jalalain:
(Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah sebenar-benar takwa) yaitu dengan menaati dan bukan mendurhakai, mensyukuri dan bukan mengingkari karunia-Nya dan dengan mengingat serta tidak melupakan-Nya. Kata para sahabat, "Wahai Rasulullah! Siapakah yang sanggup melaksanakan ini?" Maka ayat ini pun dinasakh dengan firman-Nya, "Bertakwalah kamu kepada Allah menurut kemampuanmu." (dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam).
Jadi ayat tersebut adalah anjuran atau peringatan untuk orang beriman agar menjadi manusia yang benar-benar bertakwa bukan main-main atau setengah-setengah tapi secara kaffah (menyeluruh).
Berbicara menjadi manusia yang bertakwa, ternyata ada beberapa ayat yang menganjurkannya di antaranya adalah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 183).
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 21).
وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 179).
وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa." (QS. Al-An’am 6: Ayat 153).
Jadi ada banyak hal yang bisa mengantarkan kita menjadi orang bertakwa berdasarkan ayat-ayat di atas, sehingga tak cukup dengan puasa orang bisa meraih takwa. Ibadah (totalitas penghambaan kita kepada Allah ﷻ), pelaksanaan hukum qishâsh (juga seluruh hukum Allah ﷻ yang termaktub dalam Al-Qur'an), serta keistiqamahan kita di jalan Islam dan dalam melaksanakan seluruh syariah Islam, semua itulah yang bisa mengantarkan diri kita benar-benar meraih takwa yang hakiki.
Kemudian apa barometer dari manusia yang bertakwa itu? Yaitu tidak lain adalah pengamalan dan penerapan Al-Qur'an secara total. Terkait itu Allah ﷻ berfirman:
لَوْ أَنْزَلْنَا هَٰذَا الْقُرْآنَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ ۚ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
"Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir." (QS. Al-Hasyr 59: Ayat 21).
Mengutip dari tafsir yang di katakan oleh Imam ath-Thabari: Allah Yang Mahaagung berfirman, “Andai Kami menurunkan Al-Qur'an kepada sebuah gunung, sementara gunung itu berupa sekumpulan bebatuan, pasti engkau akan melihat, wahai Muhammad, gunung itu sangat takut.” Tidak lain karena gunung tersebut sangat khawatir tidak sanggup menunaikan hak-hak Allah yang diwajibkan atas dirinya, yakni mengagungkan Al-Qur'an (Ath-Thabari, Jâmi’ al-Bayân fî Ta’wîl al-Qur’ân, 23/300).
Dari ayat ini harusnya manusia sadar bahwa betapa pentingnya manusia untuk benar-benar memahami dan mengamalkan apa yang terkandung di dalam Al-Qur'an, tapi kebanyakan manusia tidak menyadari, bahkan di sebabkan oleh hati yang keras dan perasaannya tidak terpengaruh sedikit pun oleh Al-Qur'an. Padahal jika gunung yang tegak dan kokoh saja pasti tunduk dan patuh pada Al-Qur'an, sejatinya manusia lebih layak untuk tunduk dan patuh pada Al-Qur'an (Abu Hayan al-Andalusi, Bahr al-Muhîth, 8/251).
Dan seperti hari inilah realitanya masih banyak manusia tidak tunduk dan patuh pada Al-Qur'an. Banyak manusia yang bahkan tidak bergetar saat Al-Qur'an dibacakan. Boleh jadi hal itu karena banyak hati manusia yang sudah mengeras. Bahkan lebih keras dari batu. Tak sedikit pun terpengaruh oleh bacaan Al-Qur'an. Apalagi tergerak untuk mengamalkan isinya dan menerapkan hukum-hukumnya.
Padahal Al-Qur'an sejatinya Allah ﷻ turunkan agar menjadi rahmat bagi manusia. Sebagai rahmat, Al-Qur'an benar-benar menjanjikan keberkahan bagi manusia. Tentu saat Al-Qur'an secara nyata diterapkan di tengah-tengah kehidupan mereka. Allah ﷻ berfirman:
وَهَٰذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (QS. Al-An‘am 6: Ayat 155).
Sudah banyak ayat yang menerangkan tentang kepastian dari Al-Qur'an sebagai pedoman hidup, pembeda antara yang haq dan yang bathil, sebagai cahaya yang menerangi hati jika selalu dibaca dan difahami dengan benar. Karena di dalam Al-Qur'an mengatur seluruh permasalahan yang terjadi baik di dunia maupun di akhirat. Untuk itu masuklah ke dalam Islam secara kaffah.
Karena itu tentu penting mengamalkan dan menerapkan seluruh isi Al-Qur'an. Baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat maupun negara.
Maka dari itulah momen Ramadhan ini adalah momen yang tepat untuk melatih diri menjadi orang yang bertakwa, di mana di bulan ini atmosfer ketaatan sangat terasa, karena besarnya pahala yang dijanjikan Allah ﷻ berlipat ganda dibanding bulan-bulan lainnya.
Termasuk di dalamnya dengan mengikuti komunitas SSCQ, di mana di dalamnya banyak aktifitas yang melibatkan Al-Qur'an dari mulai membaca ayat-ayatnya, membaca terjemahan dan menuliskan serta menyampaikan lewat tulisan tersebut di berbagai media sosial yang ada.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”