Oleh: Ramsa
Muslim di dunia ini jumlahnya lebih dari 1,5 milyar. Umat terbesar kedua di dunia. Dari jumlah itu hanya sedikit yang tahu dan mau tahu tentang Islam. Kalaupun belajar Islam maka belajarnya pada Islam ritual atau Islam ibadah murni kepada Allah ta'ala saja. Sehingga Islam hanya dikenal pada sisi rukun Islam yang lima.
Tahu tentang syahadat, salat, puasa, zakat dan haji. Tahu kapan syahadat dibunyikan, kapan salat dikerjakan. Zakat fitrah pun ditunaikan dengan senang hati. Bagi yang berduit maka mudah saja berangkat ke tanah suci untuk beribadah haji.
Namun Islam begitu luas, aturannya sempurna, terlalu kerdil jika hanya di pangkas dan dipelajari kulitnya saja. Selain rukun Islam kita pun ada rukun iman yang ada enam. Iman kepada Allah, malaikat, kepada Rasul dan kitab Allah. Iman kepada hari kiamat juga qadha dan qadar-Nya Allah Ta'la.
Bagaimana Islam memberi penjelasan tentang syahadat? Cukupkah dengan mengucapkannya saat salat atau azan? Oleh para ulama disebutkan bahwa makna syahadat itu sangat dalam yakni laa ma'budu ilaLlah. Tidak boleh menjadikan ibadah kita kepada selain Allah. Ibadah dan keseharian kita dalam bertingkah laku dan berhubungan dengan anggota masyarakat juga wajib sesuai aturan Allah. Apapun aktivitas kita sehari-hari mestilah mengerti aturan Islam dan mencari tahu bila belum tahu.
Islam itu aturannya lengkap banget. Buktinya dalam Al-Qur'an yang terdiri lebih dari 6000 ayat ada aturan ibadah, aturan pendidikan, aturan bermasyarakat atau aturan ekonomi, politik dan aturan seputar hubungan diri dengan diri sendiri atau hablu mina nafsi yang berhubungan dengan aturan berpakaian, makanan dan akhlak.
Terkait makanan dan kebutuhan pokok dalam Islam sudah punya rambu-rambu yang tidak boleh di acak atau disesuaikan keinginan hati. Karena semua ada aturannya. Saat minyak goreng langka maka tidak dibenarkan siapa pun untuk menimbun yaitu sengaja menyimpan minyak goreng dalan jumlah banyak bertujuan menaikan atau mengatur harga. Penimbunan pada barang ini disebut kanzun maal. Hukumnya haram.
Sebagai agama yang memiliki aturan lengkap dan sempurna Islam juga punya aturan ekonomi. Misalnya jika terjadi harga pangan tinggi atau harga bahan bakar tinggi maka Islam akan mengaturnya dengan tata kelola ekonomi Islam pada bagian departemen kemaslahatan umum. Yang tugasnya mengurusi semua kemaslahatan kaum muslimin, tua dan muda, juga penduduk negeri Islam walau bukan muslim.
Islam mampu memberi solusi urusan ekonomi. Seperti dalam kabar baru tak sedap, datang dari PT Pertamina (Persero) yang secara resmi menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 92 atau Pertamax menjadi Rp 12.500 - Rp 13.000 per liter mulai 1 April.
Ketika pemerintah berencana akan mensubsidi penuh Pertalit akibat melonjaknya harga Pertamax dikhawatirkan akan membuat masyarakat beralih menggunakan bensin jenis Pertalite, yang direncanakan akan disubsidi penuh oleh pemerintah. Pada akhirnya dampak beban untuk menanggung subsidi tersebut dari APBN akan bengkak. CNBC Indonesia. (1/4/2022)
Solusi Kenaikan Harga
Islam mempunyai aturan umum dalam sistem ekonomi yakni terdistribusinya harta kekayaan dan atau barang kebutuhan masyarakat. Jika terjadi kelangkaan atau kenaikan harga maka negara akan menjalankan kebijakan yang disebut Iqtha atau pemberian negara bagi masyarakat yang dipakai untuk bisa menyambung hidup. Kebijakan ini bisa uang atau barang secara langsung diberikan kepada masyarakat yang betul terdampak. Juga negara tidak akan membiarkan swasta asing mengelola aset atau usaha yang jadi sendi kehidupan manusia. Untuk menghindari berbagai masalah.
Di sisi lain pemerintah wajib berupaya sungguh-sungguh mencukupi semua kebutuhan rakyat dengan mengadakan komoditas dan menjamin terdistribusinya barang yang dibutuhkan kepada semua konsumen oramg perorang, hingga tercukupi. Jika ada yang bermain atau jadi spekulan maka akan kena hukuman tegas. Semua aturan yang baik dan menyeluruh ini hanya akan tegak saat ada institusi Islam. Yang dengannya akan menerapkan semua hukum Islam, di semua sisi kehidupan di seluruh dunia.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. (QS. An-Nisa': 43)
Sangat penting kenali dan detaili semua sendi aturan agama Islam, di semua lini kehidupan. Agar hidup tidak terjebak dalam aturan ibadah semata. Tidak tergoda rayuan setan yang menggoda di mana-mana. Mari belajar Islam dan jadikan Islam petunjuk dan solusi semua masalah.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”