Oleh: Sri Purwanti
Setiap orang memiliki potensi untuk menjadi sombong. Apalagi dengan sejumlah kelebihan yang melekat pada dirinya. Satu-satunya hal yang dapat membentenginya dari kesombongan ialah keimanan. Ya, keimanan akan kekuasaan Allah membuat seorang hamba merasa tak berdaya di sisi tuhannya. Ia selalu tergantung pada kehendak sang pencipta.
Orang yang beriman akan merasa kesuksesan yang diraih, kekayaan yang dipunya, jabatan yang dipuja, serta semua kesenangan dunia yang didapatkannya. Semua itu adalah atas kemurahan Allah. Allah yang memberinya, bukan semata - mata karena kemampuannya.
Oleh karena itu, semua kenikmatan Allah ﷻ yang dirasa. Tentu akan menambah syukurnya.
Sebaliknya, ketika lebih banyak ujian yang melanda. Mereka akan langsung bermuhasabah. Kesalahan apa yang sudah diperbuat. Hingga Allah ﷻ tak mau memberikan rahmat. Kemudian melakukan perbaikan, agar Allah ﷻ berkenan memberikan kemudahan.
Mereka meyakini, bahwa semua kesulitan yang dihadapi. Juga bagian dari jalan yang Allah ﷻ kehendaki. Agar kemudian mereka semakin berserah diri. Untuk mendapatkan derajat yang tinggi. MasyaAllah.
Tentu berbeda halnya pada orang yang tiada keimanan dalam dadanya. Ia akan menganggap semua keberhasilan dan kesenangan hidupnya, ialah berkat usahanya sendiri. Tak ada campur tangan pencipta di dalamnya. Sombong sekali bukan?
Begitu pun dengan ujian yang mendera. Seperti kesempitan, rasa sakit, malapetaka dan bencana. Akan membuat mereka mencari siapa yang akan disalahkannya. Padahal bisa jadi, kesombongan mereka adalah penyebabnya.
Allah ﷻ menyampaikan dalam Al-Qur'an surat Al-A'rāf ayat 131,
فَإِذَا جَاءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوا لَنَا هَٰذِهِ ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَطَّيَّرُوا بِمُوسَىٰ وَمَنْ مَعَهُ ۗ أَلَا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: "Itu adalah karena (usaha) kami". Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”