Oleh: Sri Purwanti
Nikmat Allah ﷻ, sungguh tiada terkira. Kesehatan, waktu luang, keimanan. Itulah nikmat-Nya. Semua orang pasti menginginkannya.
Disamping itu, Allah ﷻ pun memberikan ujian kepada kita. Ada yang dilapangkan sehat namun disempitkan harta. Ada yang kaya, tapi dikurangi sehatnya. Ada juga yang kaya, sehat. Namun diuji keimnannya.
Semuanya punya kesempatan yang sama. Sama-sama diberi nikmat, sama-sama juga diberi ujian. Nah tinggal memilih nih. Apakah memilih syukur. Atau menjadi kufur.
Kesyukuran akan membuat diri kian mendekat pada-Nya. Allah ﷻ berjanji akan menambah nikmat-Nya bagi siapa yang bersyukur pada-Nya.
Namun sebaliknya. Orang yang kufur, akan membuatnya semakin jauh pada-Nya. Padahal kekufurannya itu lah yang membuat dirinya rugi. Karena selain akan Allah tarik keberkahan dari nikmat-Nya. Ia pun akan mendapatkan siksa.
Dalam Al-Qur'an surat Al-An'ām ayat 53 Allah ﷻ menjelaskan,
وَكَذَٰلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لِيَقُولُوا أَهَٰؤُلَاءِ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنْ بَيْنِنَا ۗ أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِالشَّاكِرِينَ
Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?"
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”