Oleh: Enny Ummu Almira
Di juz dua ini ada ayat yang sudah tidak asing lagi bagi umat Muslim. Dan semua tau ayat itu adalah ayat tentang kewajiban menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 183)
Pada tulisan sebelumnya, tepatnya awal Ramadan sudah dijelaskan panjang lebar tentang puasa Ramadan. Jadi pada kesempatan ini tidak akan membahas puasanya, tapi setelah melakukan ibadah puasa selama sebulan penuh (kecuali yang ada udzur).
Seperti yang tertulis di ayat di atas, tujuan puasa adalah supaya menjadi Muslim yang bertakwa, karena pada bulan Ramadan adalah bulan latihan, ibarat mau berlomba dibutuhkan latihan. Anggaplah pada bulan Ramadan kita berlatih untuk menjadi manusia yang bertakwa di akhir bulan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa orang yang tidak melakukan latihan akan kalah lebih cepat dengan yang terlatih.
Jika yang selama bulan Ramadan menjalankan berbagai ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah karena besarnya pahala dan Rahmat Allah, Insya Allah dia akan terbentuk menjadi Muslim yang bertakwa. Misalnya jika di bulan Ramadan bisa bangun sejam sebelum shubuh, bisa tilawah Al-Qur'an di setiap kesempatan, rajin berinfak, bisa menahan nafsu baik haus dan lapar maupun nafsu kemaksiatan lainnya. Lantas mengapa setelah bulan Ramadan tidak bisa? Atau tidak mau?
Ada yang menyebut beberapa ciri amalan atau puasa seseorang diterima, misalnya:
- Terbiasa Berpuasa Setelah Ramadhan
Tanda amalan bulan puasa yang diterima adalah seseorang dapat terbiasa melakukan puasa, seperti halnya puasa sunah. Hal itu telah diungkap oleh Ibnu Rajab Al-Hambali, yang mengatakan: “Di antara tanda diterimanya amal salih di bulan Ramadhan adalah keadaan seorang muslim setelahnya menjadi lebih baik daripada sebelum Ramadhan, karena kebaikan akan mengajak kepada kebaikan (selanjutnya) dan amal salih akan mengajak pada amal salih lainnya.”
- Terbiasa berkata baik.
- Semakin rajin beribadah.
- Selalu beristighfar.
- Lebih ikhlas beribadah, karena barangsiapa ibadahnya karena bulan Ramadan, niscaya bulan itu akan pergi. Namun apabila ibadahnya karena Allah ia akan abadi.
لبشر الحافي أن قومًا يتعبدون في رمضان ويجتهدون في الأعمال، فإذا انسلخ تركوا. قال:
"بئس القوم قوم لا يعرفون الله إلا في رمضان."
مفتاح الأفكار للتأهب لدار القرار 23/2
Dikatakan kepada Bisyr Al-Hafi, suatu kaum, mereka beribadah dan bersungguh-sungguh melakukan amalan ibadah di bulan Ramadhan.
Akan tetapi, ketika Ramadhan berakhir mereka pun meninggalkan amalan ibadah tersebut.
Lantas beliau berkata:
"Sejelek-jelek kaum adalah mereka yang hanya mengenal Allah Ta'ala di bulan Ramadhan." (Miftahul Afkar li ta`ahhub li-daril qarar 2/23)
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”