Oleh: Eni Mu'ta
Telah tampak di hadapan kita, bumi ini semakin ringkih. Lautan kian tercemar. Kerusakan di daratan dan lautan telah terjadi. Tak terhitung bencana alam yang telah menimpa. Sungguh ini semua akibat ulah tangan manusia. Sebab kemaksiatan dan dosa-dosa yang dilakukan manusia.
Allah ﷻ telah menyampaikan peringatan-Nya dengan pasti di dalam firma-Nya.
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (Qs. Ar-Rum: 41)
Al-Hafizh Ibn Katsir (w. 774 H) menukil penjelasan Imam Abu al-‘Aliyah mengatakan bahwa siapa saja yang bermaksiat kepada Allah di muka bumi, maka sungguh ia telah berbuat kerusakan di bumi, karena kebaikan bumi dan langit (bergantung) pada keta’atan.
Mari kita melakukan muhasabah diri, sebagai individu muslim sudahkan kita taat kepada seluruh syari'at Allah? Sebagai masyarakat dan warga negara sudahkah kita taat kepada seluruh syari'at Allah?
Alhamdulillah, hari ini semangat kaum muslim mengkaji Islam kian meningkat. Sejak dini sudah berlomba-lomba menjadi hafidz qur'an. Namun, tidak dimungkiri masih ada yang sholat dan puasanya masih bolong-bolong.
Dalam interaksi sosial sebagian masyarakat, campur baur antara laki-laki dan perempuan masih terjadi. Aurat perempuan juga masih bertebaran. Pergaulan bebas pun marak. Tontonan dan media sosial liar memberikan informasi tak syar'i. Jual beli dan aktifitas pinjam meminjam belum lepas dari riba.
Bagaimana dengan ketaatan negara kepada syari'at Allah? Rasanya nihil. Hukum-hukum yang ditegakkan tidak bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah. Wajar jika kerap bertentangan dengan syariat. Itu semua mengundang murka Allah. Akibat ketidaktaatan secara berjamaah kepada syari'at Allah.
Allah pun menyebutkan hikmah di balik peringatan berupa kerusakan di daratan dan lautan yang dirasakan manusia, yakni agar manusia kembali kepada-Nya.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”