Oleh: Sri Purwanti
Salat ialah tiang agama. Barang siapa salat, maka tegak lah agamanya. Namun barang siapa tidak salat. Ya tentu roboh agamanya.
Demikian disebutkan wajibnya salat. Bukan hanya akan menuai dosa saat meninggalkannya. Bahkan hingga mampu merobohkan agama lho. Ngeri ya!
Salat termasuk ibadah yang dimasukan dalam kategori Habluminallah.
Yaitu ibadah yang langsung berhubungan antara seorang hamba kepada Allah.
Pahala yang besar dijanjikan atas ibadah ini. Dikatakan juga, bahwa salat merupakan amalan pertama yang akan dihisab saat tiba di akhirat.
Tapi tau ga, bestie. Bahwa perintah Allah ﷻ itu bukan hanya terkait dengan hablumminallah lho. Ada juga yang disebut habluminannas.
Yakni ibadah yang termuat di dalamnya hubungan seorang hamba, dengan hamba lainnya. Dari manusi satu, ke manusia satunya lagi.
Ibadah di kategori ini, bukan hanya berdampak pada diri saja. Tapi ada aspek sosialnya. Banyak orang yang akan terbantu dengannya.
Begitu pun dengan bentuk ketaatan pada Allah ﷻ. Bukan hanya tentang salat dan doanya. Tapi juga bagaimana kehidupan sosialnya. MasyaAllah perfect banget Islam mah.
Salah satu bentuk dari ibadah ini ialah zakat. Yaitu berupa tindakan memberikan harta kepada orang yang memerlukan. Ada 8 golongan orang yang berhak mendapatkannya. Eh tapi kali ini tidak kita bahas dulu ya siapa saja yang berhak.
Perintah untuk menunaikan zakat, banyak sekali termaktub dalam Al-Qur'an. Sebagian besarnya bersanding dengan salat.
Ini menandakan betapa pentingnya kedudukan ke dua ibadah ini dalam Islam. Sehingga sering disebut secara bergandengan, dengan total 27 pengulangan.
Maknanya, kedua ibadah tadi hendaklah dilakukan secara bersama-sama. Bukan bermaksud melakukannya dalam satu waktu ya. Tapi maksudnya. Kita tak boleh mengerjakan satu lalu meninggalkan yang lainnya. Kita kudu mengerjakan keduanya.
Teringat dengan kisah di masa kekhilafahan Umar Bin Abdul Aziz. Dimana beliau membuktikan dengan zakat, mampu menghapus kemiskinan di seluruh umat.
Keren ya. So, wajar dong banyak sekali perintah zakat yang mengiringi perintah salat. Allah ﷻ ingin kita mampu menyeimbangkan diri. Tak hanya untuk amalan pribadi, tapi juga dilatih untuk peduli.
Zakat ini selain sebagai ibadah yang hikmahnya dapat dirasakan oleh penerimanya. Ia juga sebagai filter bagi kita. Agar terhindar dari keserakahan, berlebih-lebihan, kekurang pedulian, hingga berbahaya untuk diri. Karena menimbulkan ketimpangan sosial yang dapat memicu kejahatan.
MasyaAllah, Allahuakbar. Indah sekali ya Diin ini. Mengatur hingga sebegitu sempurnanya.
Yuk bestie ku. Jangan lupa ya zakatnya. Karena pahala yang besar sudah Allah ﷻ janjikan.
Sebagaimana firmannya di Al-Qur'an surat An-Nisā ayat 162:
لَٰكِنِ الرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ مِنْهُمْ وَالْمُؤْمِنُونَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَالْمُقِيمِينَ الصَّلَاةَ ۚ وَالْمُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالْمُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أُولَٰئِكَ سَنُؤْتِيهِمْ أَجْرًا عَظِيمًا
Akan tetapi, orang-orang yang ilmunya mendalam di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dan kepada (kitab-kitab) yang diturunkan sebelummu. (Begitu pula) mereka yang melaksanakan salat, yang menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah serta hari kemudian. Kepada mereka akan Kami berikan pahala yang besar.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”