Oleh: Titin
Terdapat dalam Firman Allah ﷻ berita gaib itu. Pada Qur’an surat Al-Mā'idah ayat 109:
يَوْمَ يَجْمَعُ اللَّهُ الرُّسُلَ فَيَقُولُ مَاذَا أُجِبْتُمْ ۖ قَالُوا لَا عِلْمَ لَنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ
(Ingatlah), hari di waktu Allah mengumpulkan para rasul lalu Allah bertanya (kepada mereka): "Apa jawaban kaummu terhadap (seruan)mu?". Para rasul menjawab: "Tidak ada pengetahuan kami (tentang itu); sesungguhnya Engkau-lah yang mengetahui perkara yang ghaib".
Ayat ini Allah ﷻ menjelaskan bahwa kelak hari kiamat Allah ﷻ akan mengumpulkan semua Rasul dan umatnya masing-masing, pada peristiwa “Yaumul Mahsyar”. Masing-masing akan di tanya, tentang tugasnya.
“Apakah jawaban yang mereka terima dari umat-umat mereka setelah menerima seruan agama yang disampaikannya?” Tentu untuk tugas para Rasul sudah ter tunaikan dengan baik. Sebab Rasul adalah orang yang sangat tinggi budi pekertinya dan amat rendah hati di hadapan Allah Yang Maha Kuasa.
Tetapi bagaimana dengan umatnya? Sangat variasilah jawabannya. Tergantung dari diri mereka mau paham atau tidak, takut perintah Yang Maha kuasa ataukah penguasa. Baik kuasa diri atau kuasa penguasa. Lalu tergerak untuk melaksanakan seruan agama atau tidak.
Kemudian, bagaimanakah kesigapan umat menjawab pertanyaan gaib ini kelak? Tergantung dari tingkat dan kadarnya. Seberapa, tingkat sadarnya, keyakinannya, ilmu untuk meraihnya, kadar pemahamannya, ketakutannya, tingkat tujuannya yang akan menggiring ia masuk memahami hal gaib untuk meraih prestasi menjadi pelaksana tunggal akan perintah, larangan dari Allah dan Rasul-Nya atau tidak.
Kelak akan terpilih dan tersisih siapakah yang takut kemurkaan Allah bila mengabaikan seruan dan peringatan-peringatan yang di sampaikan oleh Rasul-Nya. Inilah sesungguhnya pertanyaan-pertanyaan yang menghardik kita. Akankah tetap abai?
Ini adalah tantangan cerdas di tengah kerasnya zaman ini. Mau percaya dunia nyata atau berita gaibnya akhirat di yaumul mahsyar, yang tertutup dengan paham dan pengaruh dunia dengan paham yang gelap gulita.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
