Oleh: Lia Herasusanti
Kadang kita bingung, ada orang yang yang oleh Al-Qur'an dicap sebagai orang kafir atau munafiq yang Allah ancam dengan siksa neraka. Disisi lain ada orang-orang beriman yang Allah janjikan dengan surga.
Di pikiran kita kadang muncul pertanyaan, betapa enaknya orang yang sudah Allah tetapkan sebagai orang beriman, dan betapa ruginya orang yang Allah tetapkan menjadi orang kafir, munafik. Jika seperti itu, Allah kok jadi dzolim ya? Astagfirullah, semoga kita dijauhkan dari memiliki pemikiran seperti itu.
Pernahkah merasakan, saat kita melakukan satu saja kebaikan, kita semakin bersemangat untuk melakukan kebaikan-kebaikan lainnya. Misalnya, saat kita mengambil keputusan berhijab. Hijab kita menjadi penghalang kita melakukan perbuatan buruk. Karena saat kita mengambil keputusan berhijab pun, itu kita lakukan karena Allah, sehingga Allah masukkan dalam hati kita rasa malu untuk melakukan pelanggaran-pelanggaran hukum Allah yang lainnya.
Sama seperti jika kita satu kali saja melakukan perbuatan dusta, atau perbuatan dosa lainnya. Sekali kita melakukan, kita menjadi ringan saat melakukan dusta-dusta berikutnya.
Dari sini kita bisa melihat bahwa meskipun Allah yang menciptakan hidayah ataupun kesesatan, namun kitalah yang mempunyai kunci masuk/tidaknya. Allah Maha Tahu, bagaimana niat maupun perbuatan yang kita lakukan. Sehingga Allah memberikan hidayah atau menyesatkan kita.
Contoh lain misalnya kita ingin beli asinan Bogor dari Jakarta. Maka harus ada upaya pergi ke terminal atau stasiun untuk bisa naik bis atau kereta api ke Bogor dan membeli asinan. Karena tak ada ceritanya asinan Bogor melayang dari Bogor ke Jakarta mendatangi kita. Demikianlah gambaran asinan sebagai hidayah dan upaya yang harus kita lakukan untuk mendapatkan hidayah tersebut. Ada peran kita didalamnya agar Allah berkenan memberikan hidayah. Demikian pula dengan kesesatan. Maksiat dan dosa yang kita lakukan, membuat Allah semakin menjauhkan kita dari hidayah dan semakin tersesat.
Dari sini kita belajar, untuk selalu meluruskan niat dan mengupayakan melakukan kebaikan yang bisa kita lakukan. Jangan menunda. Jangan sampai kita banyak melakukannya perbuatan dosa dan maksiat, yang mengakibatkan Allah memasukkan rasa ingkar dan kesesatan dalam diri kita. Astagfirullah.
Dalam Al-Qur'an surah Al Hijr ayat 12 menyebutkan:
كَذَٰلِكَ نَسْلُكُهُ فِي قُلُوبِ الْمُجْرِمِينَ
"Demikianlah, Kami memasukkan (rasa ingkar dan memperolok-olokkan itu) ke dalam hati orang-orang yang berdosa (orang-orang kafir)"
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”