Oleh: Desi
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar: 53).
Ayat ini sebagai seruan bagi orang-orang yang terjerumus dalam perbuatan maksiat. Allah Maha penyayang kepada hambanya bahkan bagi hamba yang bermaksiat pun Allah memanggil dengan sebutan hambaku yang melampaui batas. Ayat tersebut memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang pernah berbuat dosa untuk bertaubat dan kembali ke jalan yang lurus, jalan yang diridai Allah. Walaupun dosa itu sangat banyak, meski bagai buih di lautan yang tak terhitung jumlahnya namun ampunan Allah pun sebanyak dan seluas itu pula. Kecuali dosa syirik yang tidak sempat ditaubati hingga pelakunya mati.
Setelah mengetahui betapa luasnya rahmat Allah, maka seharusnya kita lebih bersemangat lagi untuk menggapainya dan jangan sampai berputus asa darinya. Sikap putus asa dari rahmat Allah inilah yang Allah sifatkan kepada orang-orang kafir dan orang-orang yang sesat.
Allah ﷻ berfirman;
قَالُوا بَشَّرْنَاكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُنْ مِنَ الْقَانِطِينَ
قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ
Mereka menjawab: "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa". Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat". (Q.S. Al-Hijr: 55-56)
Selain itu, berputus asa dari rahmat Allah juga termasuk salah satu diantara dosa-dosa besar. Dalam sebuah hadits di riwayatkan:
عن عبد الله بن مسعود -رضي الله عنه- عن النبي -صلى الله عليه وسلم- أنه قال
"أكبر الكبائر: الإشراك بالله، والأمن من مَكْرِ الله، والقُنُوطُ من رحمة الله، واليَأْسُ من رَوْحِ الله"
Abdullah bin Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, bahwa beliau bersabda, "Dosa yang paling besar adalah berbuat syirik kepada Allah, merasa aman dari murka Allah, dan berputus asa dari rahmat Allah serta putus harapan dari karunia Allah." (HR. Ibnu Abi Hatim). [Hadis hasan].
Ayat dan hadits diatas sebagai pengingat dalam diri kita masing-masing bahwa ada kesempatan bagi kita untuk memperbaiki diri dan ada harapan untuk diampuni dari dosa-dosa namun juga ada peringatan dan ancaman yang harus kita perhatikan agar lebih hati-hati dalam melakukan tindakan. Harap dan cemas merupakan bentuk dari iman. Orang yang beriman akan senantiasa waspada, tidak merasa aman dari azab Allah sekalipun selalu dalam ketaatan. Senantiasa berusaha mendekatkan diri kepada Allah memohon ampunan dari segala kekhilafan. Melibatkan Allah dalam setiap aktivitas dengan memohon agar Allah menjaga dari perbuatan-perbuatan yang akan menggelincirkan dalam lubang maksiat.
Tentunya setiap hamba berharap dengan sangat agar selamat dunia akhirat. Jika menginginkan hal itu, maka ada ilmu yang harus dipelajari. Yang akan menuntun kita menapaki jalan kebenaran. Jalan yang pernah ditempuh orang-orang shaleh sebelum kita. Yang mengikuti petunjuk dari Allah dan Rasul-Nya.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”