Oleh: Murli Ummu Arkan
MasyaAllah, Tabarakallah....
Puji syukur kehadirat Allah ﷻ yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan kepada teman-teman Berjanjen Ngrandu dalam acara berjanjen mingguan. Seperti biasa setiap Sabtu malam Minggu kami mengadakan acara berjanjen keliling. Malam ini 4 Juni 2022 acara berlangsung di rumah Mbak Karisa dari ba'da Maghrib hingga jam 19.45. Senang melihat teman-teman remaja dan adik-adik yang telah memenuhi tempat acara hingga ada 40 peserta. MasyaAllah... Semoga waktu tenaga dan khidmatnya dalam acara menjadikan keberkahan dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Seperti biasanya acara di awali dengan sholawatan, pembacaan Asmaul Husna dan kemudian pembahasan materi Islam. Adapun materi malam ini adalah membahas tentang "Manusia dan Tujuan Hidupnya". Harapannya dari pemaparan materi ini, teman-teman bisa memahami hakekat hidupnya dan tujuan hidup yang sebenarnya saat hidup di dunia. Dengan begitu maka remaja tidak akan krisis identitas lagi sehingga tidak oleng saat bergaul. Bisa mempunyai prinsip dasar yang benar dalam hidupnya dan tak mudah terpengaruh dengan pergaulan yang rusak.
Diawal pemaparan materi, pemateri mengajak teman-teman remaja memahami Al-Qur'an surat Al-A'raf ayat 179. Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 179)
Di ayat tersebut Allah ﷻ menyebutkan bahwa neraka jahanam akan diisi oleh kebanyakan kalangan jin dan manusia. Jin dan manusia yang seperti apakah itu? Mereka yang mempunyai hati tapi tak digunakan untuk memahami ke-Esaan Allah ﷻ. Mereka yang mempunyai mata tapi tak digunakan untuk melihat kebesaran Allah ﷻ. Mereka yang mempunyai telinga tapi tak digunakan untuk mendengarkan ayat-ayat Allah dan seruan-seruan Allah ﷻ. Mereka itulah orang-orang dan jin yang dikatakan sebagai binatang ternak dan yang akan dimasukkan ke dalam neraka jahanam. Nauzubillahimindzalika.
Lalu kenapa sih kok disebut dengan hewan ternak atau lebih sesat lagi dari itu? Apa hubungannya dengan hewan ternak?
Kita bisa lihat kan, bagaimana dan apa yang dilakukan oleh binatang saat hidup di dunia. Tidak lain mereka hanya memenuhi urusan perut, cari pasangan, dan memenuhi nafsu belaka. Begitulah hewan. Meski hewan punya hati, mata dan telinga dia tidak akan pernah menggunakan alat inderanya itu untuk memahami ke-Esaan, kebesaran, dan ayat-ayat Allah ﷻ. Hewan tidak pernah memikirkan dirinya berasal dari mana, hidup ini untuk apa, dan setelah mati mau kemana. Yang dipikirkan pasti hanya makan, cari pasangan hidup untuk melestarikan jenisnya, dan memenuhi nafsunya saja. Tidak pernah terpikirkan untuk memikirkan hal-hal diluar itu. Maka dari itu, jika ada manusia yang hidup di dunia ini yang aktivitasnya hanya berkutat untuk memenuhi kebutuhan perut, kebutuhan cinta, dan hawa nafsu saja maka Allah menyebutnya sebagai hewan ternak. Mau kita disamakan dengan hewan ternak? Tidak mau bukan?
Lalu bagaimana agar kita sebagai manusia tidak dianggap Allah ﷻ sebagai hewan ternak? Bukankah manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna? Tidak mau kan, Jika kita disebut sebagai hewan ternak atau lebih sesat dari itu?
Nah, inilah bedanya manusia dan hewan. Manusia disebut sebagai makhluk sempurna diantara makhluk yang lain dikarenakan Allah ﷻ menganugerahkan kepadanya akal. Akal inilah yang menjadikan dia sebagai manusia sejati atau manusia jadi-jadian. UPS!
Manusia sejati sudah semestinya dia menggunakan akalnya untuk berpikir tentang hidupnya. Dengan akal dia gunakan untuk mencari jati diri yang sebenarnya dan mencari tujuan hidupnya yang sebenarnya. Tak sekedar hanya untuk memenuhi kebutuhan duniawinya. Beda bukan dengan hewan. Jika manusia hanya memenuhi hawa nafsunya saja tanpa menggunakan akalnya bisa jadi disebut Allah seperti hewan ternak. Tuh kan jadi manusia jadi-jadian.
Lalu apa sih sebenarnya tujuan Sang Pencipta menciptakan manusia hidup dimuka bumi ini? Kita bisa mengetahui tujuan Allah menciptakan manusia ada di Al-Qur'an surat Adz-Dzaariyat ayat 56.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)
MasyaAllah inilah tujuan Allah menciptakan manusia hidup di dunia ini. Tidak lain adalah hanya untuk beribadah kepada Allah ﷻ. Jadi hidup tak sekedar hanya untuk memenuhi kebutuhan lahiriah saja namun juga harus memikirkan kehidupan setelah kematian. Mengingat bahwa manusia berasal dari Allah ﷻ dan nantinya pun juga akan kembali kepada Allah ﷻ. Maka sudah seharusnya menjadikan dirinya mengabdi hanya kepada Allah ﷻ.
Lalu setelah mati mau kemana?
Ke surga... Jawaban teman-teman berjanjen.
Yakin, sudah bisa masuk surga? Sudah usaha? Usahanya apa saja?
Amal Sholeh ...
Bisa amal Sholeh diraih saat sudah mati?
Tidak...
Lalu kapan mencari amal Sholeh? Pas mati apa saat masih hidup?
Saat masih hidup....
Saat ini kita sudah mati apa masih hidup?
Hidup...
Siap, kita sama-sama cari amal Sholeh mulai sekarang untuk bekal masuk surga?
Siap....
MasyaAllah semoga kita bisa bareng-bareng masuk surga. Aamiin~
Ya itulah ulasan acara berjanjen Ngrandu malam ini. Jazakunnalllah Khoiron teman-teman semuanya yang sudah hadir, jazakillah Khairan juga kepada keluarga MB Karisa yang telah menyiapkan tempat dan makanan. Semoga berkah semuanya dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Aamiin~
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”