Oleh: Titin
Owner Angkringan Jahe Merah
Pandangan keliru terhadap “harta” selama ini, banyak menjadikan kaum muslim mudah terseret arus berpikir kikir, dikiranya banyak harta akan menjadikan ia tinggi berkuasa. Padahal banyaknya harta itu menjadikan pikiran seseorang tidak sehat. Bisa menjauhkan diri dari ilmu yang akan menyelamatkannya di akhirat.
Bisa pula ia mudah terbawa oleh rasa sombong, lalai, dan juga terseret arus untuk berlomba menjadi lebih rakus. Belum lagi jikalau berjodoh dengan harta dan wanita yang menyibukkan hingga lupa dengan akhirat. Komplit sudah rangkaian ritual hidupnya. Begitulah rangkaian kehidupan dengan kekayaan tanpa dibarengi dengan agama yang kuat. Jangan lupa kelak segala perbuatan akan dipertanggung jawabkan untuk menentukan tujuan akhirnya (surga ataukah neraka).
Kelebihan harta akan mengurangi esensi tentang harta itu sendiri. Karena dijadikannya harta sebagai alat untuk memenuhi keinginannya. Sedangkan keinginan manusia tidak ada batasnya. Inilah yang selalu dikejar-kejar tanpa henti. Sampai akhirnya berada di titik terdalam hingga lupa diri.
Benar apa yang Rasulullah ﷺ sabdakan berikut ini:
عَنْ عَبَّاسِ بْنِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ الزُّبَيْرِ عَلَى الْمِنْبَرِ بِمَكَّةَ فِى خُطْبَتِهِ يَقُولُ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَقُولُ « لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِىَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا ، وَلَوْ أُعْطِىَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Dari Ibnu ‘Abbas bin Sahl bin Sa’ad, ia berkata bahwa ia pernah mendengar Ibnu Az Zubair berkata di Makkah di atas mimbar saat khutbah, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Seandainya manusia diberi satu lembah penuh dengan emas, ia tentu ingin lagi yang kedua. Jika ia diberi yang kedua, ia ingin lagi yang ketiga. Tidak ada yang bisa menghalangi isi perutnya selain tanah. Dan Allah Maha Menerima taubat siapa saja yang mau bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6438).
Tetapi ada kriteria harta yang disebut dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
قَدْ كَانَ لَكُمْ آيَةٌ فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا ۖ فِئَةٌ تُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأُخْرَىٰ كَافِرَةٌ يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ ۚ وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ يَشَاءُ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ
Sungguh, telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang berhadap-hadapan. Satu golongan berperang di jalan Allah dan yang lain (golongan) kafir yang melihat dengan mata kepala, bahwa mereka (golongan muslim) dua kali lipat mereka. Allah menguatkan dengan pertolongan-Nya bagi siapa yang Dia kehendaki. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (mata hati). (QS. Al-Imran: 13)
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Al-Imran: 14)
Allah memperingatkan tentang harta pada ayat ini. Agar Jangan pernah merasa kuat dengan jumlah harta dan tenaga yang di miliki. Peringatan tersebut akan menyehatkan akal untuk berpikir. Dengan bersungguh-sungguh merenung atas segala yang terjadi. Yakni mengambil hikmah, faedah dari sejarah dunia yang tercatat tentang peristiwa kemenangan perang Badar. Tajamnya berpikir akan menghasilkan kesimpulan yang mutakhir tentang hakikat harta itu.
Pada perang Badar jumlah kedua pasukan yang berhadapan tidak sebanding. Kaum Musyrikin lebih besar pasukannya di banding kaum Muslimin. Begitu juga dengan kondisi peralatan dan bekal untuk perang yang tidak seimbang. Musyrikin terdapat 700 unta dengan personel 950 orang, 100 kuda dan jumlah senjata yang tidak terbilang banyaknya. Sedangkan Muslimin hanya 313 tentara, 90 ekor unta dan 2 kuda perang. Tetapi peperangan itu dimenangkan oleh kaum Muslimin.
Sungguh di luar nalar kemenangan ini. Tetapi di dalamnya ada rahasia terkuak bahwa kemenangan itu bukan karena banyaknya harta, namun ada kekuatan lain di atas segala kekuatan yang tampak. Allah Maha Penolong kepada orang-orang yang berjihad di jalan-Nya dengan jiwa, raga dan hartanya untuk menegakkan perintah agama-Nya. Dan patuh kepada pemimpin yang menjalankan kepemimpinannya sesuai syariat Islam.
Maka sekarang ini tidak ada perang tetapi lihatlah di sekitar kita adakah kaum musyrikin (kafir) yang ada dalam jaringan yang sebut dalam surat ini? Banyak harta dan memimpin di dunia? Mengeruk harta di negeri muslim seolah dalam rangka membangun kekuatan untuk perang dunia. Sesungguhnya kekayaan itu dilimpahkan Allah di dunia namun ketika kelak di akhirat tidak akan tersisa harta bagi mereka sama sekali.
Itulah gambaran hidup apabila dituntun oleh harta. Akan sangat berbeda apabila kita mempunyai ilmu maka ilmu yang akan mengingatkan kita. Ilmu itu akan menjadi Hakim, yang akan memerintahkan harta. Dari mana harta diperoleh dan ke mana dibelanjakan.
Dengan ilmu tentang harta maka kita akan menghukumi pilihan "menjadi konglomerat mati tidak ada jejaknya" ataukah "menjadi ulama yang banyak jejaknya". Jejak itu terbentuk karena ilmu dan kitab-kitabnya. Ia meninggalkan Karomah karena ilmunya turun ke murid-muridnya dan yang terus dipakai mereka turun-temurun. Karena itulah namanya tetap harum walaupun fisiknya tiada.
Kiranya banyak permasalahan tentang harta akan selesai bila kita kembalikan ke hukum asalnya. Dari mana datangnya harta dan kepemilikan mutlak dari harta. Yaitu dari Allah Yang Maha Kaya. Lalu masih kah kita menolak syariat Allah dalam mendapatkan dan mengelola harta?
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”