Oleh: Muflihah. S
Dalam Al-Quran surat Al-a'raf ayat 55,
أدعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
Ad'uu rabbakum tadharru'an wakhufyatan innahu laa yuhibbul mu'tadiin(a)
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
Berdoalah dengan berendah diri, agar lebih khusyuk.
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ ، فَإِنَّكُمْ لاَ تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلاَ غَائِبًا ، إِنَّهُ مَعَكُمْ ، إِنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ ، تَبَارَكَ اسْمُهُ وَتَعَالَى جَدُّهُ
‘Wahai sekalian manusia, bersikap lemah lembutlah dan pelankan suara kalian, sesungguhnya kalian bukanlah menyeru pada sesuatu yang tidak mendengar dan tidak ada. Allah itu bersama kalian. Allah itu Maha Mendengar dan Mahadekat. Mahasuci nama-Nya dan Mahatinggi kemuliaan-Nya.’” (HR. Bukhari, no. 2992 dan Muslim, no. 2704)
Allah maha mendengar, maha tahu, bahkan apa yang ada di hati kita Allah lebih mengetahui daripada diri kita sendiri.
Kita yang membutuhkan Allah, Allah tidak membutuhkan kita.
Kita yang harus meminta, karena kita yang membutuhkan.
Allah tidak butuh kita untuk bertakwa kepada-Nya. Karena masih banyak hamba-hamba Allah yang bertakwa.
Kita yang seharusnya meminta.
"Apa yang kamu minta pasti akan Aku kabulkan."
Allah sudah memastikan apa saja yang kita mau pasti Allah akan memberikannya.
Namun kita yang kurang peka.
Allah menunggu tangisan kita, Allah menunggu, doa-doa kita.
Namun kita yang sombong.
Dalam setiap shalat kita berdoa, karena setiap bacaan yang ada di dalam shalat adalah mengandung doa.
Namun terkadang shalat menjadi kegiatan yang rutinitas saja. Bahkan bisa di hitung berapa kali shalat yang kita lakukan dengan khusyuk.
Doa....
Setiap doa pasti Allah kabulkan.
Namun dosa menutupi kita sehingga doa sulit untuk menembus ke langit.
Kita melafazkan istighfar. Namun istighfar hanya di bibir.
Berapa kali kita maksiat, berapa kali kita istighfar. Setiap kali mata kita melihat dosa, kemaksiatan di medsos, kemaksiatan di depan mata. Bahkan kemaksiatan dari diri kita sendiri.
Apalah daya, melihat televisi menonton iklan mata kita sudah maksiat.
Meski yang di tonton adalah iklan shampo.
Namun yang di perlihatkan adalah rambut orang. Yang apabila kita tidak sengaja mata kita telah bermaksiat. Itu baru secuil maksiat mata.
Di luar berapa banyak model orang yang kita temui, apa yang kita dengar, maksiat mata, maksiat telinga.
Tubuh ini penuh dengan maksiat, berapa kali kita ucapkan istighfar?
Bahkan selesai shalat seharusnya kita istighfar karena shalatnya tidak khusyuk.
Kita yang penuh dengan maksiat, mulut istighfar melihat kemaksiatan tetap enjoy saja.
Bertemu wanita tak berhijab adalah maksiat mata yang harus senantiasa kita mohon di ampuni.
Yang melihatnya saja harus senantiasa beristighfar, apa lagi pelakunya.
Astaghfirullah hal'adzim....
Itulah mengapa doa kita tidak di kabulkan.
Banyaknya maksiat yang kita lakukan.
Kita yang dzalim,
Meminta banyak kepada Alloh, namun yang di lakukan sehari-hari adalah menumpuk dosa.
Dosa yang lewat omongan, lewat mata, ataupun telinga.
Bahkan sekarang lewat jari, jari ini kelak menjadi saksi apa yang kita tulis.
Allah merindukan doa kita di sepanjang malam.
Allah mencatat dalam setiap doa.
Karena setiap doa Alloh akan kabulkan.
Allah mengabulkan doa, bisa jadi langsung. Bisa jadi menunda, akan memberikannya di waktu yang pas. Karena Alloh lebih tahu daripada kita.
Bisa jadi Allah mengabulkan doanya untuk di ahirat sana.
Allah hanya melihat kita.
Langitkan doa setiap waktu, dan setiap saat.
Berdoalah memohon karena itu yang kita butuhkan.
Sesungguhnya Tuhanku amat dekat lagi memperkenankan doa hambanya surat Hud ayat 61.
Dan bertakwalah kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai pemelihara.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
