Oleh: Desi
رَضِيْتُ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
"Radhiitu billaahi Rabba wa bil islaami diinaa, wa bi Muhammadin nabiyyaa wa Rasulla."
Aku rela Allah sebagai Tuhanku
Islam sebagai agamaku
Dan Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasulku
Doa di atas merupakan doa sebelum belajar. Yang mana umat Islam pasti hafal dengan doa ini, karena setiap hari selalu dibaca sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
Sejauh mana kita memahami makna dari doa ini?
Apakah telah diamalkan secara utuh? Sebab makna dari doa di atas layaknya sebuah janji yang di ikrarkan bahwa diri kita rela atau rida, Allah sebagai Tuhan sesembahan kita yang wajib ditaati. Rida Islam sebagai agama dengan segala ajarannya. Dan rida Nabi Muhammad ﷺ sebagai Nabi panutan kita, dengan segala risalah yang dibawanya.
Ketika kita telah rida atas segala apa yang telah Allah perintahkan dan yang telah Rasulullah putuskan maka harus kita terima dan tidak boleh ada pilihan yang lain karena jika tidak, maka keimanan kita dipertanyakan.
Kita harus paham bahwa Allah bukan hanya telah menciptakan kita. Namun bersamanya Allah turunkan pula aturan yang harus dijadikan sebagai pedoman hidup di dunia agar selamat hingga akhirat.
Segala aturannya komplit untuk kemaslahatan manusia. Sebagai hamba yang beriman tidak ada pilihan lain selain sami'na waato'na tunduk patuh dengan segala aturan Allah dan Rasul-Nya. Tugas kita hanya taat, tanpa ada keinginan untuk menambah atau mengurangi ketentuan yang telah Allah dan Rasulullah putuskan.
Namun karena manusia diberikan kebebasan memilih, maka ada manusia-manusia yang membangkang, merasa apa yang telah diatur oleh Allah tidak sesuai dengan keinginannya.
Bahasa sederhananya ketika kita tidak mau diatur oleh aturan Allah, sebenarnya akan capek dan rugi sendiri. Berbeda ketika kita patuh akan kehendak Allah, hal itu lebih memudahkan kita, kita hanya tinggal mengikuti saja.
Sebagai contoh Allah telah memilihkan pakaian wanita dengan jilbab dan khimar maka bagi yang beriman akan ikhlas dan bangga memakai pakaian sesuai yang Allah mau. Namun bagi yang tidak suka maka akan memiliki model pakaian sekehendaknya sendiri. Bisa jadi berfikir keras dan menguras tenaga untuk memilih pakaian mana, model seperti apa yang akan dikenakannya.
Harus disadari manusia memiliki sifat lemah dan terbatas tidak layak bagi manusia memilih aturan selain dari aturan-Nya, tidak pantas menghadirkan hukum-hukum selain dari hukum Allah karena bisa jadi hal itu membawa kita jatuh kedalam kesyirikan. Firman Allah ﷻ;
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
"Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata." (QS. Al-Ahzab: 36).
Semoga kita menjadi hamba Allah yang taat yang tidak menentang atas hukum-hukum Allah. Melaksanakan apa yang diwajibkan dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”