Oleh: Honriani Nst
Sejak Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ lima belas abad lalu, para dedengkot kafir Quraisy selalu melakukan penghinaan yang melampau batas terhadap Al-Qur'an. Salah satunya mereka mengatakan bahwa Al-Qur'an adalah syair bikinan Muhammad. Hal ini dijelaskan Allah ﷻ dalam ayat cinta-Nya, surat al-Anbiya (21) ayat 5:
بَلْ قَالُوْٓا اَضْغَاثُ اَحْلَامٍۢ بَلِ افْتَرٰىهُ بَلْ هُوَ شَاعِرٌۚ فَلْيَأْتِنَا بِاٰيَةٍ كَمَآ اُرْسِلَ الْاَوَّلُوْنَ
Bahkan, mereka berkata, “(Al-Qur’an itu buah) mimpi-mimpi kosong. Malah, dia (Nabi Muhammad) merekayasanya. Lebih dari itu, dia seorang penyair. Maka, hendaklah dia mendatangkan kepada kami suatu tanda (mukjizat) sebagaimana rasul-rasul yang diutus terdahulu.”
Tuduhan orang kafir Quraisy bahwa Al-Qur'an merupakan perkataan Muhammad, bukan kalamullah juga disebutkan Allah dalam ayat cinta-Nya surat Hud ayat 13:
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Bahkan mereka mengatakan, "Muhammad telah membuat-buat Al-Qur'an itu." Katakanlah, "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kalian sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kalian memang orang-orang yang benar"
Ayat ini merupakan penjelasan dari Allah ﷻ bahwa tidak akan ada makhluk-Nya yang mampu meniru ayat Al-Qur'an, baik sepuluh surat atau pun satu surat. Ayat ini juga sekaligus membuktikan bahwa Al-Qur'an merupakan kalamullah, bukan perkataan Nabi Muhamad ﷺ. Karena kalam Allah berbeda dengan perkataan makhluk, sebagaimana sifat-sifat Allah berbeda dengan sifat-sifat makhluk, dan Zat Allah tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Mahasuci dan Mahatinggi Allah, tidak ada Tuhan selain Dia dan tidak ada Rabb selain Dia.
Ketika manusia faham bahwa Al-Qur'an merupakan kalamullah tentu manusia akan bahwa Al-Qur'an itu merupakan suatu aturan yang tepat bagi manusia, tidak akan ada kekeliruan pada Al-Qur’an. Oleh karena itu sungguh merupakan sikap yang lancang jika ada orang yang mengajukan revisi beberapa ayat Al-Qur’an seperti apa yang disampaikan oleh pendeta Saefuddin Ibrahim dalam youtubenya: "Bahkan kalau perlu Pak, 300 ayat yang menjadikan hidup intoleran, pemicu hidup radikal, itu direvisi atau dihapuskan dari Alquran Indonesia, ini sangat berbahaya sekali!" (youtube.com/watch)
Penentangan kaum kafir terhadap Al-Qur'an ayat 13 ini dijawab Allah pada ayat berikutnya:
فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّمَا أُنزلَ بِعِلْمِ اللَّهِ وَأَنْ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ فَهَلْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruan kamu (ajakan kamu) itu, maka ketahuilah sesungguhnya Al-Qur’an itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kalian berserah diri (kepada Allah)? (TQS Hud: 14)
Maksud ayat ini, jika mereka tidak menyambut tantangan yang telah Allah serukan kepada mereka, maka ketahuilah bahwa mereka tidak mampu melakukannya, dan bahwa Al-Qur'an ini adalah firman Allah yang diturunkan dari sisi-Nya; di dalamnya terkandung ilmu, perintah, dan larangan-Nya.
وَأَنْ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ فَهَلْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kalian berserah diri (kepada Allah)? (Hud: 14)
Akhirul kalam, kita sebagai manusia hendaknya senantiasa memikirkan tentang ciptaan Allah hingga kita mampu menyadari bahwa manusia merupakan makhluk Allah yang lemah, terbatas dan tergantung kepada Yang Maha Kuasa, tergantung kepada Yang Maha Pengatur. Kita juga menyadari bahwa Al-Quran merupakan Kalamullah yang berisikan aturan tentang kehidupan manusia di muka bumi ini. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk Allah sudah sepantasnya menaati setiap aturan yang telah ditetapkan oleh Allah ﷻ dalam Al-Quran.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”