Oleh: Lia Herasusanti
Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 120,
وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu"
Jika membaca ayat ini, harusnya kaum muslimin sadar. Allah sudah mengingatkan bahwa orang-orang kafir tak akan pernah senang hingga kaum muslimin mengikuti millah mereka.
Orang-orang kafir sudah melihat bahwa kaum muslimin mengalami kebangkitan. Saat ini sudah banyak kaum muslimin yang menyadari, bahwa aturan Allah seharusnya diterapkan di seluruh aspek kehidupan. Hal ini membuat mereka panik dan semakin giat menyusun strategi agar kaum muslimin meninggalkan ajaran agamanya dan mengikuti mereka.
Disusunlah berbagai cara menyimpangkan pemikiran kaum muslimin. Tak harus berpindah aqidah, cukup dengan menjadikan pikiran dan prilaku kaum muslimin serupa dengan mereka. Dipetakanlah kondisi kaum Muslimin. Mana yang teguh dengan agamanya, dan mana yang pro terhadap barat. Dan diberikanlah pelabelan untuk memudahkan mereka melakukan tindakan. Yang berpegang teguh dicap radikal, sementara yang pro terhadap barat disebut sebagai moderat. Yang radikal diinjak, sementata yang moderat diangkat.
Muslim moderat ini menjadi agen-agen mereka. Menyebarkan Islam yang ramah terhadap Barat. Mulai dari Jaringan Islam liberal (JIL), Islam Nusantara, hingga yang terakhir Moderasi Beragama. Walaupun dibungkus dengan bungkus berbeda, namun semuanya bertujuan sama, menjadikan kaum muslimin perlahan meninggalkan pemahaman Islam mereka dan mengikuti pemahaman Barat. Dan itu tak hanya terjadi di Indonesia, tapi di seluruh dunia.
Lihatlah Riyadh Season di Arab Saudi belum lama ini. Disana wanita dan laki-laki berjingkrak-jingkrak menikmati konser musik tanpa menutup auratnya secara sempurna. Di Indonesia sendiri, ditanamkan ide-ide rekontekstualisasi fiqih, ide yang menjadikan realitas sebagai standar hukum perbuatan sementara aturan Islam harus mengikuti realitas yang terjadi. Nastagfirullah.
Padahal dalam ayat di atas dijelaskan, petunjuk Allah-lah yang benar. Dan jika kita masih mengikuti paham moderasi beragama sesuai keinginan mereka, maka Allah tak akan lagi menjadi penolong dan pelindung kaum muslimin. Naudzubillah.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”