Oleh: Honriani Nst
Di saat manusia berhadapan dengan tugas yang banyak, tidak jarang manusia akan mengorbankan waktu-waktu tidurnya. Orang yang biasa tidur selama 8 jam dalam satu hari, maka bisa saja waktu tidurnya berkurang menjadi hanya 5 jam pada saat berhadapan dengan tugas yang banyak. Mungkin orang tersebut akan berusaha untuk tidur selama 5 jam saja, namun rasa kantuk yang hebat menyerangnya sehingga tidak bisa melawan rasa kantuk tersebut. Kopi pun akan dikonsumsi dengan harapan bisa menghilangkan rasa kantuk yang menyerang. Namun ada juga orang yang tetap mengantuk walau pun sudah mengkonsumsi kopi. Mungkin jika kita berada pada posisi seperti ini, kita akan kesal karena dengan rasa kantuk yang menyerang itu akan membuat tugas yang banyak tidak selesai sesuai dengan target. Kita lupa bahwa rasa kantuk itu merupakan nikmat dari Allah ﷻ.
Atau ada juga orang yang gelisah karena tidak bisa tidur. Oleh karena itu orang tersebut pun akan mengonsumsi obat tidur. Seseorang akan merasa cukup tidur ketika seseorang bisa tidur dengan nyenyak. Maka adanya teori jam tidur harus lebih 8 jam sehari bisa saja bukan teori yang tepat mengingat para ulama dahulu kala sering tidurnya sekitar 3-5 jam. Menurut Penulis, tidur yang cukup bukan berarti tidur yang lama, melainkan tidur yang nyenyak, walaupun sesaat jika tidurnya nyenyak in'sya Allah akan cukup dan tidak berpengaruh pada kesehatan.
Walaupun begitu, tidak salah kita mengetahui beberapa kondisi yang menjadi penyebab terganggunya tidur seseorang. Gangguan tidur yang umumnya membuat banyak orang mengantuk saat beraktivitas adalah penyakit insomnia dan sleep apnea (kondisi terganggunya pernapasan ketika tidur). Selain kedua penyakit tersebut, beberapa masalah di bawah ini juga bisa menjadi penyebab gangguan tidur seseorang:
1. Depresi
Salah satu gejala depresi adalah sering mengantuk. Selain itu, orang yang mengalami depresi juga dapat merasa kurang berenergi, hilang semangat hidup, kehilangan minat dan ketertarikan dalam menjalani aktivitas yang sebelumnya digemari, merasa cemas, hingga munculnya ide bunuh diri.
2. Konsumsi minuman alkohol
Minuman beralkohol dalam kadar tertentu dapat membuat seseorang mengantuk. Jika dikonsumsi berlebihan dan dalam jangka panjang, efeknya dapat mengacaukan pola tidur dan membuat seseorang sering mengantuk karena kualitas dan jam tidurnya terganggu.Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang sering mengonsumsi alkohol dalam jangka panjang memiliki waktu tidur yang lebih singkat, kualitas tidur yang buruk, serta lebih cenderung terbangun di malam hari.
3. Sindrom kaki gelisah atau restless leg syndrome (RLS)
Salah satu penyebab sering mengantuk karena tidur yang terganggu adalah sindrom kaki gelisah atau restless leg syndrome (RLS). Sindrom ini merupakan sebuah gangguan yang menyebabkan seseorang mendapatkan dorongan tidak tertahankan untuk menggerak-gerakkan kaki saat berbaring. Saat sindrom ini muncul, seseorang cenderung merasakan ada sesuatu yang merayapi disertai rasa nyeri atau bahkan rasa sakit pada area kaki. Akibat dari bergeraknya kaki secara terus-menerus, tidur pun jadi tidak nyenyak. Saat terbangun di pagi hari, tubuh terasa lemah dan kurang semangat.
4. Narkolepsi
Sering mengantuk secara berlebihan di siang hari juga bisa jadi merupakan gejala narkolepsi. Narkolepsi juga ditandai dengan ketidakmampuan menahan rasa ingin tidur yang terjadi secara berkelanjutan di luar waktu tidur normal. Gejala narkolepsi lain adalah tiba-tiba merasakan otot lemas saat merasakan kegembiraan hingga terjatuh. Kelumpuhan saat tidur juga bisa menjadi salah satu indikasi seseorang menderita narkolepsi akut. Kelumpuhan tidur ini biasanya berupa keadaan seseorang yang tidak mampu menggerakkan tubuh saat tidur atau ketika terbangun dari tidur. Gejala lain dari narkolepsi adalah mimpi yang sangat jelas seolah-olah nyata atau halusinasi saat tidur atau baru bangun.
5. Parasomnia
Parasomnia merupakan perilaku yang tidak normal yang dialami saat seseorang sedang tidur. Beberapa perilaku yang termasuk ke dalam parasomnia adalah tidur sambil berjalan, tidur sambil berbicara, membenturkan kepala saat tidur, dan merasakan ketakutan di malam hari. Perilaku tersebut bisa membuat seseorang yang tidur untuk terbangun dan duduk dalam kondisi panik, melayangkan pukulan ke udara secara membabi-buta, atau berteriak-teriak. Gangguan ini juga dikaitkan dengan adanya peningkatan risiko terkena penyakit Parkinson.
Gangguan tidur ini jelas mengganggu, agar tidak mengantuk saat menjalani aktivitas di siang hari, gangguan tidur harus ditangani.
Ada beberapa cara yang diapandang bisa mengatasi gangguan tidur ini, seperti teknik relaksasi atau aromaterapi. Bila terus merasakan gejala insomnia berhari-hari, pertimbangkan menggunakan obat insomnia yang diformulasikan dari bahan-bahan alami yang dipercaya bisa meringankan gangguan tidur dan meningkatkan kualitas tidur, sehingga tidur lebih lelap dan ketika bangun lebih segar. Di antaranya:
- Teh chamomile
- Valerianae radix atau akar valeriana
- Myristicae semen atau biji pala
- Eleuthroginseng radix atau akar eleuthro ginseng
- Polygalae radix atau akar tanaman Senega
Hal di atas merupakan hasil penelitian di bidang kesehatan yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari bisa juga ditinggalkan, itu tergantung pada pilihan kita. Hanya saja ada hal yang mesti kita fahami bahwa sehebat apa pun teori yang dimunculkan oleh manusia, tetaplah Allah ﷻ yang menciptakan rasa kantuk pada manusia, sebagaimana firman Allah ﷻ dalam surat cintaNya al-Anfal ayat 11:
إِذْ يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً مِنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَىٰ قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْأَقْدَامَ
(Ingatlah) ketika Allah menjadikan kalian mengantuk sebagai suatu penenteraman dari-Nya. dan Allah menurunkan kepada kalian hujan dari langit untuk menyucikan kalian dengan hujan itu dan menghilangkan dari kalian gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan hati kalian dan memperteguh dengannya telapak kaki (kalian).
Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini bahwa Allah mengingatkan para sahabat akan nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada mereka, yaitu rasa kantuk yang membuai mereka; hal ini menjadi penenteram hati mereka dari rasa ketakutan yang diakibatkan dari minimnya bilangan mereka, sedangkan jumlah musuh mereka sangat banyak. Hal yang sama telah dilakukan pula oleh Allah sesudah Perang Uhud sebagai penenteram hati mereka, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
ثُمَّ أَنزلَ عَلَيْكُمْ مِنْ بَعْدِ الْغَمِّ أَمَنَةً نُعَاسًا يَغْشَى طَائِفَةً مِنْكُمْ وَطَائِفَةٌ قَدْ أَهَمَّتْهُمْ أَنْفُسُهُمْ
Kemudian setelah kalian berduka cita Allah menurunkan kepada kalian keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari kalian, sedangkan segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri. (Ali Imran: 154).
Abu Talhah mengatakan bahwa dia termasuk salah seorang yang terkena rasa kantuk itu dalam Perang Uhud, dan sesungguhnya pedangnya sampai terjatuh berkali-kali dari tangannya. Bila pedangnya jatuh, maka ia memungutnya; dan bila jatuh lagi, ia memungutnya kembali. Dan sesungguhnya dia melihat pasukan kaum muslim menelentangkan tubuh mereka, sedangkan mereka berada di bawah lindungan tamengnya masing-masing.
Al-Hafiz Abu Ya'la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zuhair, telah menceritakan kepada kami Ibnu Mahdi, dari Syu'bah, dari Abu Ishaq, dari Harisah ibnu Mudarrib, dari Ali r.a. yang mengatakan, "Di antara kami tiada seorang penunggang kuda pun selain Al-Miqdad dalam Perang Badar. Dan sesungguhnya di antara kami tiada seorang pun melainkan dalam keadaan tertidur, kecuali Rasulullah ﷺ yang sedang salat di bawah sebuah pohon seraya menangis hingga pagi harinya."
Dari ayat dan hadis ini terlihat bahwa rasa kantuk itu merupakan nikmat yang Allah turunkan untuk menentramkan hati para sahabat. Namun ada juga rasa kantuk itu yang merupakan godaan dari setan, sebagaimana pernyataan Ibnu Mas’ud r.a yang diriwayatkan oleh Sufyan As-Sauri: “Rasa kantuk dalam situasi perang merupakan penenteram hati dari Allah ﷻ, sedangkan kalau kantuk dalam salat merupakan godaan dari setan”.
Qatadah mengatakan bahwa kantuk mempengaruhi kepala, sedangkan tidur mempengaruhi hati.
Menurut Qatadah kantuk telah menimpa mereka dalam Perang Uhud; kisah mengenainya telah dikenal. Adapun mengenai apa yang disebutkan di dalam ayat ini tiada lain berkaitan dengan kisah dalam Perang Badar. Hal ini menunjukkan bahwa rasa kantuk itu pun telah dialami pula oleh mereka saat itu. Seakan-akan hal tersebut selalu menimpa kaum mukmin di saat menghadapi peperangan, dimaksudkan agar hati mereka tenteram dan percaya akan pertolongan Allah. Hal ini merupakan karunia dari Allah dan merupakan rahmat-Nya bagi mereka serta nikmat yang dilimpahkan-Nya kepada mereka, seperti yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam ayat lain melalui firman-Nya:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Alam Nasyrah: 5-6)
Karena itulah di dalam kitab Sahih disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ ketika dalam Perang Badar berada di dalam kemah kecilnya dengan Abu Bakar As-Siddiq r.a. sedang berdoa lalu terkena rasa kantuk, kemudian beliau terbangun seraya tersenyum dan bersabda:
أَبْشِرْ يَا أَبَا بَكْرٍ، هَذَا جِبْرِيلُ عَلَى ثَنَايَاهُ النَّقْعُ" ثُمَّ خَرَجَ مِنْ بَابِ الْعَرِيشِ، وَهُوَ يَتْلُو قَوْلَهُ تَعَالَى: سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ
Bergembiralah, hai Abu Bakar, ini Malaikat Jibril datang (dengan mengendarai kuda) yang pada kedua sisinya beterbangan debu-debu. Kemudian Nabi ﷺ keluar (berangkat) melalui pintu Al-Arisy seraya membacakan firman-Nya: Golongan (kaum musyrik) itu pasti akan dikalahkan, dan mereka akan mundur ke belakang. (Al-Qamar: 45)
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”