Oleh: Murli Ummu Arkan
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا النَّا سُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّا حِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَا لًا كَثِيْرًا وَّنِسَآءً ۚ وَا تَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهٖ وَا لْاَ رْحَا مَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 1)
Seperti halnya dengan nabi Adam dan Hawa, Manusia telah diciptakan Allah beserta pasangannya. Darinya Allah memberikan keturunan anak laki-laki dan perempuan yang akhirnya menjadi sebuah keluarga. Ada suami, istri dan anak-anak. Keluarga inilah yang nantinya menjadi tanggung jawab kita tak hanya dilihat dari segi materi saja, namun tanggung jawab dunia akhirat. Maka disinilah Allah menyeru kita untuk membawa biduk rumah tangga ini ke arah tujuan yang benar dan tidak lain itu adalah ke arah ketakwaan kepada Allah ﷻ. Bukan pada tujuan materi semata seperti halnya cara pandang orang-orang kapitalisme.
Jika hanya materi saja yang menjadi tujuannya, maka ketika materi tidak didapatkan bisa jadi hal ini menjadikan biduk rumah tangga akan hancur karena menganggap keluarga ini tak berhasil membawa kapalnya pada tujuannya. Di ayat ini Allah menyeru untuk membawa keluarga kita pada tujuan ketakwaan kepada Allah ﷻ dan menyeru kita untuk memperbaiki dan memelihara hubungan kekeluargaan. Menjadi keluarga yang bersinergi dan kompak dalam melaksanakan ketakwaan kepada Allah. Masing-masing dari suami, istri, dan anak-anak akan melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan syariat Allah ﷻ. Tentu hal ini bukan hal yang mudah, dibutuhkan perjuangan yang gigih untuk bisa membentuk keluarga yang bertakwa. Tidak bisa kita hanya ongkang-ongkang saja berharap nanti pasti akan terbentuk keluarga takwa.
Bukankah luar biasa jika kita bisa membentuk keluarga yang berdasarkan ketakwaan kepada Allah ﷻ ini? Mereka itulah keluarga yang akan dimasukkan ke dalam Jannah-Nya. Maka berjuanglah untuk membentuk keluarga yang takwa. Jangan sampai kita membentuk keluarga yang durhaka kepada Allah ﷻ. Seperti yang difirmankan Allah di ayat berikut ini.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَيَتَعَدَّ حُدُوْدَهٗ يُدْخِلْهُ نَا رًا خَا لِدًا فِيْهَا ۖ وَلَهٗ عَذَا بٌ مُّهِيْنٌ
"Dan barang siapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar batas-batas hukum-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan dia akan mendapat azab yang menghinakan." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 14)
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”