Oleh: Lia Herasusanti
Semalam bergidik mendengar kisah seorang ayah yang panik melihat tubuh anak perempuannya banyak bekas c**man. Cerita berawal dari sang anak yang izin untuk bermain di rumah teman perempuannya. Saat dicek, ternyata ia hanya mampir sebentar di rumah teman perempuannya itu. Selanjutnya dijemput oleh pacarnya. Berbekal kecurigaan itu, akhirnya ibunya memeriksa tubuh anaknya, dan ditemukan banyak tanda merah di tubuhnya.
Kisah seperti ini bukan hal yang baru. Banyak kasus-kasus serupa bertebaran di tengah masyarakat saat ini. Anak-anak pintar bersiasat terhadap orangtuanya. Bersikap manis dan saleh didepan orangtua, namun di belakangnya melakukan perbuatan tercela.
Pengaruh lingkungan dan sistem sangat besar. Di rumah dididik sebaik mungkin, saat keluar rumah godaan yang dihadapi begitu kuat, sehingga bisa mengabaikan didikan yang diperoleh di rumah.
Kisah nabi Yusuf bisa dijadikan pelajaran, bagaimana agar didikan di rumah bisa berpengaruh terhadap penjagaan dalam kondisi rusak seperti saat ini, seperti yang tergambar dalam Al-Qur'an surat Yusuf ayat 24,
وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَىٰ بُرْهَانَ رَبِّهِ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ ۚ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
"Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tiada melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih."
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa dalam kondisi kedua insan berlainan jenis itu sudah hampir melakukan maksiat pada Allah, Nabi Yusuf melihat tanda berupa wajah ayahnya (Nabi Ya'kub) di dinding kamar. Ia teringat bagaimana kedudukan ayahnya sebagai orang saleh, sehingga tak layak jika dirinya melakukan perbuatan keji tersebut. Allah melindunginya dengan kesalehan ayahnya.
Artinya, jika ingin anak-anak kita menjadi orang yang terjaga, terlebih dahulu, jadikanlah kita, orangtuanya sebagai orangtua saleh. Selain orangtua saleh memiliki ilmu untuk mendidik anaknya menjadi saleh, ia juga akan menjadi contoh langsung bagi anak-anaknya.
Walaupun demikian, hal tersebut hanya salah satu faktor. Masih banyak faktor lain yang berpengaruh dalam pendidikan anak. Termasuk peran masyarakat dan sistem yang akan menyempurnakan penjagaan pada anak-anak kita. Karenanya, merupakan kondisi darurat untuk segera terbentuknya masyarakat dan sistem Islam, sehingga kita bisa tenang saat melepas anak-anak berada di luar rumah. Semoga segera dapat terwujud.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”