Oleh: Lia Herasusanti
Ketika 'Dia' menanggapi pembahasan tafsir Imam Ibnu Katsir surat Al Imran ayat 14 dengan kata-kata kasar, juga menyebarkan paham sesat dengan mengatakan kabar tentang lelaki di surga mendapatkan bidadari sebagai mimpi. Tentu saja ini adalah sesuatu yang sangat-sangat kurang ajar. Hinaannya jelas tertuju pada ajaran Islam, tafsir dari firman Allah ﷻ. Ia telah menistakan Al-Quran!
Ini bukan soal individu. Karena jika hinaan ditujukan pada individu, itu hanya urusan individu yang bersangkutan dan kata maaf itu sudah terucap. Tapi karena hinaan ini ditujukan pada ajaran Islam, tentu saja ia berhadapan dengan kaum muslimin secara keseluruhan.
Seharusnya kasus diselesaikan diranah hukum. Namun sepertinya, hal ini sesuatu yang tak akan terjadi. Jika pengadilan dunia tak bisa diharapkan, maka biar pengadilan akhirat yang akan menyelesaikannya.
Pada surat Al An'am ayat 70 menyebutkan,
وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۚ وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ وَإِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَا يُؤْخَذْ مِنْهَا ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا ۖ لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ
"Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda-gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al Qur'an itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak (pula) pemberi syafa'at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusan pun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu."
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”